Page 223 - Kembali ke Agraria
P. 223

Usep Setiawan

            dipicu oleh sikap pejabat BPN kala itu sulit dilupakan. Pahit nan-
            membekas.


            Babak titik balik
                Periode 1999-2001, KPA punya konsep kuat dan organisasi yang
            cukup untuk mendorong pelaksanaaan reforma agraria. Upaya
            membantu pemerintah untuk menempuh reforma agraria segera
            dilancarkan.
                Terbitnya Ketetapan MPR No IX/MPR/2001 tentang Pembaruan
            Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam tak lepas dari usaha
            yang dilakukan KPA dan organ rakyat lainnya. Tap MPR ini jadi
            dasar legal baru bagi reforma agraria selain UUPA 1960.
                Presiden Abdurrahman Wahid nyaris membubarkan BPN.
            Departemen Sosial dan Departemen Penerangan ditiadakan di era
            Gus Dur. BPN lolos setelah mengadopsi konsep pembaruan agraria
            sebagaimana dirumuskan KPA di babak tegang tadi. BPN pernah
            mempublikasikan gagasan pembaruan agraria—isinya mirip yang
            dirumuskan KPA, dan kenapa BPN masih relevan. Hal inilah yang
            mengubah sikap Gus Dur atas BPN sehingga BPN selamat dan ber-
            tahan hidup hingga sekarang. Di satu sisi luka masih menganga
            akibat perlakuan pejabat BPN di masa lalu. Tapi di lain sisi, KPA
            senang gagasannya diadopsi.
                Dilema kembali menghantui BPN saat pembagian kewenangan
            Pusat dengan Daerah. UU No 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah
            mengantarkan BPN ke persimpangan. BPN dituntut mendesentra-
            lisasi diri untuk menyerahkan kewenangannya ke daerah. Namun,
            kuat juga kehendak tetap sentralisisasi dengan proporsionalisasi
            pembagian kewenangan pusat-daerah. Keppres 34/2004 tentang
            Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan produk Presiden Megawati
            Soekarnoputri merinci kewenangan BPN pusat dan daerah. Namun
            interpretasi beragam atas Keppres ini masih berlanjut. Konflik kewe-
            nangan kebijakan pertanahan pusat dan daerah menyeruak. Tarik
            menarik kepentingan dalam tubuh BPN membuahkan disorientasi


            204
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228