Page 24 - Kembali ke Agraria
P. 24
Prolog
Di bagian akhir pengantar ini akan disajikan renungan saya
mengenai perlunya kembali kita mempelajari sebab-sebab dari
masalah agraria secara sungguh-sungguh. Mau tidak mau kita harus
kembali memahami apa itu kapitalisme, bagaimana kapitalisme itu
bekerja memasukkan tanah dan kekayaan alam sebagai bagian dari
sistem produksinya, dan menciptakan kondisi-kondisi dan ruang
baru bagi kelangsungan hidupnya. Memahami kesemua hal ini ada-
lah salah satu syarat perlu bagi bisa dijalankannya reforma agraria
sebagai jalan utama mewujudkan “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rak-
yat Indonesia” (Sila ke 5 Pancasila!).
Dari ‘perampasan tanah’ ke kebijakan ‘reforma agraria’
Dengan dikumpulkannya artikel-artikel itu, dan disajikan secara
kronologis dalam buku ini, pembaca dapat mengikuti bagaimana
Usep Setiawan memandang masalah agraria, gerakan agraria, dan
arena pembentukan kebijakan agraria dalam kisaran sepuluh tahun
terakhir ini. Analisisnya tak dapat dilepaskan dari posisinya sebagai
salah satu pemimpin KPA. Tahun 1998-2002 ia adalah Manager
Advokasi Kebijakan di Badan Pelaksana KPA. Tahun 2002-2005, ia
adalah Deputi Sekretaris Jenderal (Sekjen) KPA bidang Advokasi.
Sementara itu periode selanjutnya (2005-2009) ia menjabat sebagai
Sekjen KPA. Selanjutnya untuk periode 2009-2012 ia menjabat Ketua
Dewan Nasional KPA.
Tulisan-tulisan Usep Setiawan ini dapat lebih baik dipahami
dengan latar belakang pemahaman mengenai rute perjalanan dari
protes-protes perampasan tanah hingga ke kebijakan ‘reforma agraria’
sekarang ini. Dalam bagian berikut, pengantar ini akan menyajikan
secara selintas rute itu dimana Usep Setiawan aktif terlibat, dengan
resiko melewatkan kelengkapan dan detil-detil dari peristiwa di
antara babak-babak, dalam rute perjalanan itu. Melalui rute ini Usep
Setiawan menempa diri dan menjadi bagian yang tak terpisahkan
dengan suatu perjalanan kolektif kepemimpinan KPA.
Pada mulanya “aktivis agraria” adalah barang asing. Kategori
5