Page 259 - Kembali ke Agraria
P. 259

www.hukumonline.com, 28 Juli 2006








                   Krisis Kelembagaan Pertanahan?
             (Catatan atas Kontroversi Perpres No. 10 Tahun

              2006 tentang Badan Pertanahan Nasional RI)







            Ketika persoalan agraria semakin kompleks, Presiden Susilo Bambang
            Yudhoyono menandatangani Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006
            tentang Badan Pertanahan Nasional.


                 ERPRES No. 10 Tahun 2006 (selanjutnya Perpres 10/2006)
            Pmenggariskan bahwa Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai
            Lembaga Pemerintah Non Departemen berada di bawah dan ber-
            tanggungjawab kepada Presiden (Pasal 1). Garis ini mengakhiri posisi
            dilematik BPN yang pernah berwujud Kementerian Agraria, lalu di
            bawah Departemen Dalam Negeri, bahkan nyaris dibubarkan. BPN
            kini langsung di bawah RI-1.
                Hal yang mengejutkan, sebagian unsur pemerintahan sendiri
            ternyata menunjukkan resistensi kuat terhadap kebijakan Presiden
            itu. Misalnya, Sekjen Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indone-
            sia (APPSI) Ferry Tinggogoy menilai permasalahan investasi yang
            paling parah adalah masalah pertanahan. Dengan keluarnya Perpres
            10/2006, bidang pertanahan menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
            Padahal, tegas Ferry, pertanahan merupakan kewenangan daerah.
                Aturan yang disahkan Presiden pada 11 April 2006 itu dinilai
            mengurangi kewenangan daerah dan bertentangan dengan UU No.
            32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Ferry menambahkan

                                        240
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264