Page 320 - Kembali ke Agraria
P. 320

Kembali ke Agraria

               pengusaha/investor asing.
                   Data KPA menjelaskan, sengketa tanah paling menonjol ada di
               4 sektor, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan fasilitas-fasilitas
               pemerintah dan militer. KPA mencatat sepanjang Orde Baru ada 1.753
               kasus sengketa tanah struktural karena kebijakan negara, di antara-
               nya sebanyak 29% dari angka itu melibatkan pihak militer baik TNI
               maupun Polri. Modusnya, pihak militer berkepentingan menjalankan
               bisnisnya, atau jadi backing bagi perusahaan yang mau menanamkan
               investasinya, dan militer berhadapan dengan rakyat karena bermak-
               sud membangun sarana militer yang ada kaitannya dengan perta-
               hanan dan keamanan.
                   Ketiga, kerusakan lingkungan, banyak data menunjukkan di loka-
               si-lokasi dimana perusahaan pertambangan besar menjalankan
               operasinya, kerusakan lingkungan terjadi sangat dahsyat, misalnya
               terjadi di Papua, ada satu wilayah yang setelah beroperasinya sebuah
               perusahaan tambang, sebuah gunung berubah menjadi danau
               beracun, dan sungai jadi tercemar.


                                            ***
                   Dalam hal politik agraria, sebenarnya kita sudah punya UU No.
               5/1960 yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraria
               (UUPA). Sepanjang Orde Baru, UUPA dalam prakteknya dimandul-
               kan, dan dikalahkan oleh undang-undang sektoral yang mengatur
               sumber-sumber agraria, UU kehutanan, UU pertambangan, UU per-
               kebunan, dan UU sumber daya air. Kesemua UU itu punya semangat
               dan orientasi yang tidak sejalan dengan UUPA. Padahal UUPA meru-
               pakan payung hukum bagi semua sektor yang terkait dengan bumi,
               air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya sesuai pasal
               33 konstitusi kita. Di situ disebutkan, ada hak milik individu, hak
               guna usaha bagi badan-badan hukum/usaha, ada hak pakai dan
               hak guna bangunan.
                   Lebih dari itu UUPA mengatur pentingnya penataan pemilikan
               dan penguasaan tanah. Landreform 1961-1965 mendasarkan diri pada


                                                                        301
   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325