Page 323 - Kembali ke Agraria
P. 323

Usep Setiawan

            Dirjen Agraria di bawah Depdagri, kemudian menjadi Badan
            Pertanahan Nasional (BPN). Kewenangan BPN semakin menciut soal
            agraria ini, karena hanya punya wewenang teknis administrasi
            pertanahan dan tak punya kewenangan pengurusan tata ruang dan
            peruntukan lahan. BPN seolah hanya seperti toko yang mengeluarkan
            sertifikat, siapa yang mampu membeli sertifikat akan dilayani BPN.
                Ketika mau menjalankan reforma agraria berdasarkan UUPA,
            Departemen atau Kementerian Agraria harus dihidupkan lagi. Kesem-
            patannya ada dalam pembahasan RUU Kementerian Negara, seti-
            daknya kementerian. Artinya nanti ada menteri agraria yang punya
            posisi tawar sejajar menteri-menteri lain bukan subordinasi departe-
            men lain. Perpres  No. 10/2006 tentang BPN, posisi BPN langsung
            ada di bawah presiden dan bertanggungjawab langsung kepada pre-
            siden dan melaksanakan reforma agraria. Mengapa setengah-se-
            tengah? Langsung saja BPN sekarang ini menjadi Departemen Agra-
            ria, dengan syarat perlu ada reorientasi dari struktur pejabat dan
            aparat BPN sendiri. Cara berfikir lama yang hanya sebagai petugas
            administrasi pertanahan yang bertugas mengeluarkan sertifikat sema-
            ta itu bisa dikikis.
                Kita juga perlu Komisi Nasional untuk Penyelesaian Agraria
            (KNuPKA) untuk menyelesaikan sengketa tanah dan agraria diuta-
            makan di luar pengadilan, secara kekeluargaan atau secara adat.
            Prinsipnya ada transitional justice untuk soal KNUPKA, satu pende-
            katan HAM dalam rangka melindungi hak-hak masyarakat yang
            selama ini menjadi korban sengketa tanah.
                Berkaitan dengan Pengadilan Agraria, di era Soeharto ada
            pengadilan landreform namun undang-undangnya dihapus. Semua
            kasus sengketa tanah akhirnya masuk mekanisme hukum pengadilan
            umum. Kasus tanah dihadapi rakyat dalam pengadilan, rakyat lemah
            dan selalu dikalahkan pihak yang mempunyai kekuatan politik dan
            ekonomi. Penyiapan pengadilan agraria ini jadi penting ketika
            pemerintah bermaksud mulai menjalankan reforma agraria. Karena
            ada dua hal yang perlu diantisipasi sebelum menjalankan landreform


            304
   318   319   320   321   322   323   324   325   326   327   328