Page 379 - Kembali ke Agraria
P. 379
Usep Setiawan
Bagi rakyat, tak terlalu jadi soal siapa presidennya, yang prinsip,
presiden/pemerintah harus memihak rakyat, seperti melalui realisasi
reforma agraria.
Merawat harapan
Jika pemerintah serius mau menjalankan reforma agraria maka
perlu segera dikerahkan aneka sumberdaya yang ada di dalam tubuh
negara ini. Ketulusan, ketegasan dan kepeloporan presiden jadi kunci
keberhasilan. Presiden tak usah terlalu memikirkan soal kelang-
gengan kekuasaan, karena hati rakyat tak pernah tidur.
Presiden (kepala negara/kepala pemerintahan) itu pemimpin
utama pelaksanaan reforma agraria. Semua menteri/pejabat harus
dipastikan ikut gerbong reforma agraria. Jangan ada menteri yang
punya desain sendiri yang tak sejalan. Jika ada pejabat terbukti mem-
belokkan, menghambat apalagi anti reforma agraria, maka rumah-
kanlah. Ganti dengan menteri/pejabat yang loyal dan mampu. Bagai-
mana kalau pejabat yang digeser itu resisten? Tenang, rakyat ada di
belakang pemimpinnya yang berani karena benar.
Agar rakyat efektif konstruktif terlibat, maka perlu penguatan
dan pemberdayaan yang menjadikan rakyat sebagai subjek penerima
manfaat. Keterlibatan rakyat hendaknya melalui asosiasi/organi-
sasinya yang independen. Misalnya, kaum tani didorong berserikat
yang nantinya akan terlibat dalam praktek reforma agraria. Memasuki
tahun 2008, pemerintah harus lebih terang mempraktekkan reforma
agraria. Optimismisme harus tetap ditebarkan, kesempatan emas
mencetak kebaikan bagi rakyat jangan menguap. Harapan rakyat
harus dirawat agar tak pupus tanpa bekas.
Di tengah persimpangan, segeralah ambil arah jelas, lalu jalan
lurus dan tancap gas menuju tersedianya aneka kesempatan bagi
rakyat melepas jerat kesulitan hidup yang telah lama melilitnya. Bagai-
mana dengan 2009? Biarlah rakyat yang jadi hakimnya! ***
360