Page 378 - Kembali ke Agraria
P. 378
Kembali ke Agraria
Memupus kecemasan
Menutup tahun 2007 dan membuka lembaran baru 2008 tak
sedikit pihak yang dilanda kecemasan. Reforma agraria dicemaskan
jadi “jualan” rezim yang berkuasa untuk meraup untung dalam
Pemilu 2009. Kecurigaan politis semacam itu dapat dimaklumi dalam
konteks persaingan politik kekuasaan yang kini mulai menghangat.
Bisa saja kecurigaan ini dilontarkan oleh kelompok kepentingan
yang sebenarnya pro-reforma agraria, tetapi dia bukan bagian dari
rezim yang berkuasa. Mereka menolak reforma agraria karena prob-
lem eksistensi, bukan karena hal substansial. Kecemasan berat juga
pasti datang dari kelompok kepentingan yang anti-reforma agraria,
terutama dari yang merasa kepentingannya terganggu. Mereka tentu
berusaha dengan segala cara mencegah terlaksananya agenda popu-
lis ini. Kelompok yang anti memiliki sumberdaya dan jaringan yang
tak sedikit untuk mengganjal reforma agraria.
Kemungkinan-kemungkinan ini tentu perlu mendapat perhatian
pemerintah dalam rangka meluruskan niat, namun tak perlu terlalu
membuat risau. Bagaimanapun pemerintah harus tetap fokus dan
serius mewujudkan janji-janjinya yang sekaligus sebagai amanat
kemerdekaan. Motif politik jangka pendek perlu dikesampingkan.
Memang pemeritah yang melaksanakan program populis reforma
agraria secara teoritik berpeluang besar mendapatkan (kembali)
dukungan publik atau legitimasi politik rakyat yang tercermin dalam
pemilu demokratis. Sebenarnya, sah saja ketika kepentingan rakyat
untuk mendapatkan tanah (dan kemakmuran hidup) bertautan
dengan kebutuhan rezim untuk merawat kepercayaan rakyatnya.
Yang layak membuat pemerintah cemas, apabila pandangan
kritis terhadap rencana reforma agraria datang dari khalayak ramai
setelah melihat bukti-bukti nyata bahwa gaung reforma agraria
ternyata hanya sekedar wacana. Karenanya pemerintah punya peker-
jaan rumah untuk menunjukan bukti bukan sekedar janji. Melalui
kesungguhan merealisasikan janji itulah maka kecurigaan politis
terhadap pemerintah (khususnya presiden) akan dapat dipatahkan.
359