Page 391 - Kembali ke Agraria
P. 391

Usep Setiawan

                Selanjutnya, pastikan kaum tani sebagai produsen mendapat
            insentif dan proteksi dari pemerintah (negara) agar berkemampuan
            memproduksi bahan pangan (termasuk kedelai) dalam kapasitas,
            kuantitas dan kualitas jempolan. Bibit, pupuk, modal, sarana/pra-
            sarana penunjang harus dilipatgandakan. Diperlukan penataan
            ulang sistem produksi pertanian kedelai sebagai bagian dari upaya
            mengatasi krisis kedelai dalam jangka panjang. Penataan produksi
            kedelai yang dikerjasamakan dengan serikat tani jadi langkah siste-
            matis untuk mengikis ketergantungan terhadap kedelai impor. Selain
            untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri, sekaligus tahap
            mewujudkan reforma agraria dan mencapai kedaulatan pangan.
                Langkah praktis untuk mengatasi kemelut yang mengiringi krisis
            pangan (kedelai) yang disarankan adalah, pertama, memberikan
            stimulus untuk meningkatkan minat petani mengembangkan perta-
            nian kedelai dengan memberi jaminan kepastian harga untuk pening-
            katan kesejahteraan petani. Kedua, menguatkan akses kepemilikan
            dan pengelolaan lahan bagi petani sebagai alat produksi utama. Keti-
            ga, menjamin ketersediaan bibit serta peningkatan kapasitas petani
            melalui pendidikan dan pelatihan. Keempat, jaminan harga melalui
            pengaturan ulang mekanisme distribusi hasil pertanian yang melin-
            dungi dan berpihak kepada petani.


            Pengalaman
                Terkait dengan hal itu, sejumlah pengalaman penataan produksi
            pertanian, yang dilakukan secara terbatas oleh kelompok atau serikat-
            serikat tani, dapat menjadi pelajaran berharga untuk mengembangkan
            model penataan produksi dalam skala lebih luas. Kalau selama ini
            penataan produksi oleh serikat tani hanya untuk memenuhi kebu-
            tuhan pangan anggotanya, diharapkan hasil produksi pertanian da-
            pat memasok kebutuhan pasar secara lebih luas.
                Kegagalan program “revitalisasi pertanian” yang diindikasikan
            dengan berlanjutnya impor bahan pangan dapat dipicu oleh pejabat
            yang berwenang tak cukup tahu, mau, dan mampu menyukseskan


            372
   386   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396