Page 85 - Kembali ke Agraria
P. 85
Pikiran Rakyat, 20 November 2000
Format Baru Pembangunan Pertanian
ULIT dipungkiri bahwa potret kehidupan masyarakat petani kita
Smasih dalam kondisi memprihatinkan. Banyak pengamat sudah
mengatakan tentang tingkat pendapatan petani yang berbanding ter-
balik dengan tingkat kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Sebagai ilustrasi, jika saja harga-harga produk petani disanding-
kan dengan kebutuhan mereka—misalnya untuk membeli sarana
produksi pertanian (saprotan), lauk-pauk, pakaian, perbaikan papan,
kesehatan, pendidikan dan hiburan yang layak—dapat dipastikan
perbandingannya ibarat bumi dengan langit. Keadaan yang dimak-
sud tentu saja tak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada sebab
musabab yang berdiri di belakangnya.
Tulisan ini menyorot dua faktor utama yang melahirkan keadaan
yang dialami petani: (1) tidak adanya kebijakan yang jelas dari
pemerintah dalam hal peningkatan produksi pertanian dan kesejah-
teraan petani. Kalaupun ada kebijakan yang terkait dengan sektor
pertanian kerap dirasakan bahwa kebijakan itu belum sepenuhnya
berpihak kepada kepentingan petani itu sendiri; (2) pola pertanian
yang dikembangkan petani kita masih bercorak “tradisional”. Harus
diakui bahwa mayoritas petani kita masih menganut pola pertanian
subsisten dengan mengandalkan pengelolaan pertanian individual.
Sejumlah kajian menunjukkan bahwa pola subsisten-individual
dalam usaha tani tidak bisa diandalkan bagi peningkatan produksi
pertanian maupun kesejahteraan petani pada umumnya.
66