Page 86 - Kembali ke Agraria
P. 86
Kembali ke Agraria
Dengan demikian, kedua faktor tadi mestilah mendapat perha-
tian yang seksama dari kita yang menginginkan pesatnya laju pertum-
buhan sektor pertanian kita sekaligus mendambakan perbaikan mutu
hidup kaum tani. Sebelum mencari solusi ke depan, ada perlunya
kita menengok secara lebih rinci mengenai fakta-fakta lapangan yang
hingga hari ini masih “menyelimuti” kehidupan petani di pedesaan.
Masalah
Dari banyak kajian dan pengalaman lapangan diketahui ada
beberapa masalah yang dihadapi petani, meliputi: organisasi; mana-
jemen dan teknik pertanian; modal usaha; sarana produksi; dan tanah
pertanian. Organisasi tani yang mandiri sebagai wadah atau alat
petani dalam mengaktualisasi kepentingan-kepentingannya masih
belum seperti yang diharapkan. Ketiadaan organisasi bagi sebuah
kelompok masyarakat tertentu dapat memicu terjadinya marginalisasi
yang sistematis terhadap kelompok tersebut.
Tiadanya organisasi juga memperlemah posisi tawar kelompok
tersebut di hadapan kekuatan/kepentingan pihak lain. Demikian
halnya dengan peningkatan kapasitas individu petani menjadi sulit
dilakukan jika wadah bersama tidak dimiliki. Di beberapa wilayah
memang sudah terdengar berdirinya organisasi tani. Yang patut disa-
yangkan adalah bahwa organisasi tani tersebut biasanya hanya
berbasis pada komunitas petani yang selama ini mengalami konflik
penguasaan atas tanah dengan pihak lain. Sedangkan inisiatif pem-
bentukan organisasi tani di kalangan petani yang tidak berkonflik
masih belum lagi terdengar kehadirannya.
Berkaitan dengan manajemen dan teknik pertanian yang biasa
dijalankan, petani kita masih terhitung lemah. Kondisi ini sangat
mungkin berhubungan dengan orientasi usaha tani mayoritas petani
kita yang masih subsisten dan sangat individual tadi. Manajemen
usaha tani di pedesaan selama ini boleh dibilang masih mengandal-
kan feeling sehingga kerap kali mengabaikan hitung-hitungan “ra-
sional”. Rasionalisasi dalam usaha tani sebenarnya dimaksudkan
67