Page 90 - Kembali ke Agraria
P. 90
Kembali ke Agraria
Keempat, demikian halnya harga-harga saprotan agar diturunkan
sehingga terjangkau oleh petani kecil dan rasional bagi dijalankannya
usaha tani. Di samping itu diperlukan juga pengkajian yang men-
dalam terhadap kearifan lokal yang di dalamnya mengandung
kekayaan pengetahuan dan sarana produksi internal dari komunitas
setempat. Saprotan yang murah dan ramah lingkungan adalah kri-
teria kuncinya.
Kelima, hal yang mutlak untuk segera dilakukan adalah pemba-
gian atau penyediaan tanah pertanian yang cukup kepada petani
kecil. Karena usaha tani tidak akan efektif jika dilakukan di lahan
yang sempit—apalagi tanpa adanya tanah—jelas usaha tani tidak
mungkin dijalankan, maka penyediaan tanah adalah fondasi bagi
pengembangan dunia pertanian dan peningkatan kesejahteraan
kaum tani.
Tentu saja agenda-agenda di atas perlu menjadi perhatian kita
bersama. Kalangan akademisi kampus dan organisasi non-pemerin-
tah (LSM) sebaiknya mengambil peran secara intens dalam membe-
rikan kritik dan masukan kepada para pengelola negara. Hal ini pen-
ting karena sekarang ini pemerintah masih kelihatan gamang dalam
merumuskan kebijakan pertanian yang tepat dan efektif dalam men-
dongkrak produksi pertanian sekaligus meninggikan kesejahteraan
kaum tani.
Terakhir, semua agenda perbaikan dunia pertanian hendaknya
menggunakan dua tanah medan perjuangan: (1) membuat berbagai
kebijakan politik yang menguntungkan pertanian dan petani kita,
dan (2) memperkuat masyarakat petani agar mampu memperbaiki
nasibnya secara mandiri. Kedua hal ini bisa jadi merupakan format
baru pembangunan pertanian paska Orde Baru yang mengandung
misi meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong petani agar
mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Wallohua’lam. ***
71