Page 93 - Kembali ke Agraria
P. 93

Usep Setiawan

                Lantas, solusi apa yang bisa ditawarkan? Sudah waktunya, si-
            kap kritis ditembakkan terhadap paradigma lama yang telah terbukti
            mengabaikan kepentingan penduduk di sekitar kawasan hutan.
            Paradigma lama yang menyebabkan tidak terkendalinya eksploitasi
            yang menyebkan perusakan lingkungan alam dan meminggirkan
            hak rakyat sudah waktunya ditinggalkan. Perlu dicari paradigma
            baru yang lebih kontekstual dengan tuntuan zaman, yang di anta-
            ranya terkait dengan kecenderungan penataan hubungan-hubungan
            pemerintahan yang lebih terdesentralisasi melalui otonomi daerah.
                Era otonomi daerah telah memberi peluang yang cukup bagi
            pemerintahan daerah untuk mengambil peran lebih besar dalam
            pengelolaan hutan. Kewenangan yang ada dalam UU No. 22 tahun
            1999 tentang pemerintahan daerah, secara transisional dapat menjadi
            jembatan menuju penyerahan pengelolaan hutan oleh masyarakat
            di sekitar hutan. Jika jembatan ini dapat ditempuh dengan mulus,
            maka manfaat dari keberadaan pengelolaan hutan bisa lebih dekat
            dan lebih cepat dinikmati oleh masyarakat di sekitar hutan.
                Kehendak para founding fathers negeri ini sudah jelas, sebagaimana
            Bung Hatta pernah mengatakan: “Memberikan otonomi daerah tidak
            saja berarti melaksanakan demokrasi, tetapi mendorong berkem-
            bangnya auto-aktiviteit. Auto-aktiviteit artinya bertindak sendiri, melak-
            sanakan sendiri apa yang dianggap penting bagi lingkungan sendiri,
            melaksanakan sendiri yang dianggap penting bagi lingkungan
            sendiri. Dengan berkembangnya auto-aktiviteit tercapailah apa yang
            dimaksud demokrasi, y.i. pemerintahan yang dilaksanakan oleh
            rakyat, untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri
            melainkan juga terutama memperbaiki nasibnya sendiri.”
                Untuk ke depan kita ditantang untuk mampu membuka jalan
            bagi pemenuhan syarat sosial dan ekologis secara sekaligus. Masya-
            rakat di sekitar hutan jangan lagi dijadikan objek atau penonton
            apalagi korban. Karenanya mereka wajib diajak bicara mengenai
            kemauan dan kebutuhannya. Masyarakat harus dilindungi dan dido-
            rong untuk memiliki kemampuan memenuhi keselamatan dan


            74
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98