Page 98 - Kembali ke Agraria
P. 98

Kembali ke Agraria

               Air, pemerintah mulai menempatkan desain berpikir partisipatory
               dengan mengadopsi pola pemberdayaan yang dilakukan Organisasi
               Non Pemerintah (Ornop/LSM/NGO). Jika membaca bangunan
               substansi RUU Sumberdaya Air, ada dua isu krusial yang ingin dires-
                            .
               pon pemerintah. Yaitu isu mengenai otonomi daerah dan konservasi
               lingkungan.
                   Kedua isu ini dapat distimulan oleh beragam variabel. Pertama,
               menunjuk pada desakan atas kepentingan negara-negara maju ke-
               pada negara-negara dunia ketiga untuk mempertahankan bumi dari
               bahaya kehancuran akibat aktivitas produksi massal hasil revolusi
               industri yang dilakukan negara-negara maju. Kedua, tuntutan yang
               datang dari rakyat melalui dinamika-dinamika politik yang terjadi
               sejak keruntuhan rezim Orba. Ketiga, usaha pemerintah pusat untuk
               menurunkan konflik dari tingkat pusat ke level daerah. Keempat, kebu-
               tuhan daerah untuk memperbesar kantong-kantong Pendapatan Asli
               Daerah.
                   Sejumlah variabel stimulan menunjukkan bahwa ada dua skena-
               rio paradoksial yang harus dimainkan pemerintah dalam pengelo-
               laan sumber daya air. Skenario pertama, menuntut pemerintah untuk
               memaksimalkan pemanfaatan sumber daya air sebagai sumber PAD.
               Skenario kedua, menunjukkan bahwa pemerintah didesak untuk me-
               mainkan peran sebagai pengendali kerusakan alam. Caranya dengan
               melakukan konservasi lingkungan untuk mendukung industrialisasi
               di negara-negara maju dalam sebuah struktur kapitalisme global.
                   RUU Sumber Daya Air banyak mengandung kelemahan. Antara
               lain, adanya dualisme definisi pengusahaan dan komersialisasi; absur-
               ditas partisipasi lokal; inkonsistensi konservasi air; tidak memberikan
               perlindungan yang tegas terhadap warga negara; peletakan
               kewenangan yang terlalu besar kepada negara; idiom-idiom
               pembangunan positivistik Orba; pasal-pasal karet; pengulangan aturan
               dengan substansi yang sama; mahalnya pelayanan publik; absurditas
               fungsi sosial; tidak melihat konteks kebutuhan agraris terhadap SDA;
               penyelesaian sengketa konvensional; kontroversi antar pasal.


                                                                        79
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103