Page 95 - Kembali ke Agraria
P. 95

Republika, 18 Maret 2003








             Sekelebat Analisis Hukum Sumber Daya Air
                  (Catatan Agraria, rubrik hasil kerjasama

             Republika Jabar dengan KPA dan LBH Bandung)







                ENGHANCURAN sumberdaya air dan hutan sehagai daerah
            Presapan merupakan bentuk lain dari terorisme. Penyangkalan
            akses rakyat miskin atas air melalui privatisasi distribusi air dan
            polusi industri serta sungai juga merupakan terorisme. Dalam konteks
            ekologi perang air, teroris tidak hanya mereka yang bersembunyi di
            bukit-bukit dan gua Afganistan. Banyak di antaranya bersembunyi
            di ruangan direksi korporasi dan di belakang hukum pasar bebas
            seperti WTO, NAFTA dll.
                Mereka bersembunyi di belakang persyaratan privatisasi di
            badan-badan seperti IMF dan Bank Dunia. Dengan menolak protokol
            Kyoto pun, Presiden Bush mendeklarasikan dirinya sebagai teroris
            ekologi bagi berbagai komunitas yang terancam kehidupan oleh
            pemanasan global. Di Seattle, WTO dikatakan oleh para pemrotes
            sebagai  World Terorist Organizations  karena aturan-aturannya
            menyangkal hak jutaan rakyat atas kehidupan yang berkelanjutan.
                Seperti pernah dikatakan Gandhi, “Bumi dapat mencukupi
            semua kebutuhan kita, tetapi tidak dapat mencukupi ketamakan
            segelintir orang”. Siklus air menghubungkan kita semua dan dari air
            kita dapat belajar menapaki jalan perdamaian dan menuju pembe-
            basan. Kita dapat belajar mentransendenkan perang air yang dicip-
            takan oleh ketamakan, limbah dan ketidakdilan yang melahirkan

                                         76
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100