Page 91 - Kembali ke Agraria
P. 91
Warta FKKM, 21 Maret 2002
Dari Jeda Balak ke Paradigma Baru
ONTROVERSI pelarangan sementara penebangan pada hutan
Ktertentu (jeda balak) oleh Gubernur Jawa Barat baru-baru ini telah
memicu perdebatan sengit soal pengelolaan hutan di Jabar. Tidak
kurang, Gubernur Jabar, belasan Bupati, pihak DPRD, petinggi PT
Perhutani, dan tokoh-tokoh masyarakat terlibat dalam perdebatan
yang beraroma ketegangan kepentingan. Namun, tentu saja publik
(khususnya yang concern pada tema kehutanan) perlu kritis dalam
menangkap esensi perdebatan. Apa makna esensial dari perdebatan
itu?
Melalui artikel singkat ini, penulis terusik untuk menginterupsi
perdebatan. Persoalan pengelolaan hutan senyatanya persoalan ber-
sama masyarakat luas, dan karenanya mesti ditilik dari berbagai
sudut pandang. Di sini, jeda balak jadi titik masuk bagi penulis untuk
menengok paradigma pengelolaan hutan yang tampaknya masih sepi
dari isi perdebatan yang ada. Ini penting, mengingat konflik kepen-
tingan (conflict of interests) dalam pengelolaan hutan merupakan
cermin dari problem agraria dan SDA yang paradigmanya menanti
perombakan.
Sejumlah pakar telah mensinyalir adanya sesat pikir dalam para-
digma politik agraria dan pengelolaan sumberdaya alam selama ini.
Untuk itu, kontroversi pengelolaan hutan (sebagai bagian dari sum-
berdaya alam) di Jabar dewasa ini penting untuk diletakkan sebagai
pintu masuk bagi penemuan paradigma baru pengelolaan hutan di
72