Page 81 - Kembali ke Agraria
P. 81

Usep Setiawan

            modal dan atau pemerintah dengan dalih pembangunan.
                Berbarengan dengan tindakan rakyat tersebut, kini terbit sejum-
            lah buku dan dokumen-dokumen lain yang mencuatkan tema-tema
            perjuangan kaum tani dan wacana reforma agraria. Salah satu buku
            terpenting yang baru saja terbit adalah yang ditulis Gunawan Wiradi
            (pakar agraria dari IPB) yang disunting Noer Fauzi (salah satu Ketua
            BP-KPA) dengan judul Reforma Agraria Perjalanan yang Belum Berakhir.
                Buku ini terbilang lengkap dalam menelusuri sejarah reforma
            agraria, baik di luar negeri maupun di Indonesia. Lebih dari itu, buku
            ini juga berhasil menyajikan tema yang sesungguhnya “amat berat”
            menjadi terasa ringan dan mudah dicerna.
                Berangkat dari penelusuran sejarah dunia yang sangat panjang
            dari apa yang disebut sebagai reforma agraria (pembaruan agraria),
            Wiradi memulai paparannya dari pengalaman penataan tanah di
            zaman Yunani Kuno yang disusul dengan dinamika Romawi Kuno.
            Pada masa berikutnya diulas enclosure movement di Inggris, Revolusi
            Perancis, Revolusi Rusia, dan pascaperang dingin.
                Bagian awal buku ini ditutup dengan ulasan yang sangat jitu
            mengenai sumbangan Piagam Petani (The Peasants’ Charter) pada
            tahun 1981 yang menunjukkan pengakuan internasional terhadap
            urgensi reforma agraria. Dengan lahirnya piagam petani, maka diha-
            rapkan mereka yang semula ragu-ragu dapat menjadi sadar bahwa
            telah ada pengakuan dunia mengenai perlunya program reforma
            agraria sebagai dasar pembangunan (hlm 55).
                Saking pentingnya tonggak Piagam Petani ini, Dr. Edouard
            Saouna (Dirjen FAO) menyebut piagam ini pada hakikatnya meru-
            pakan piagam rakyat miskin (hlm 54). Wiradi mendefinisikan “ge-
            rakan reforma agraria” sebagai usaha, upaya, dan kegiatan yang
            dilakukan secara kolektif atau bersama, dengan tujuan untuk merom-
            bak tata sosial di bidang agraria, karena tata yang ada dianggap
            tidak adil dan tidak sesuai sebagai dasar bagi peningkatan kesejah-
            teraan rakyat (hlm 196).
                Pada bagian berikutnya, buku ini menyajikan tentang rationale


            62
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86