Page 195 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 195

Masalah Perburuhan dan Aksi-aksi Kaum Buruh 185
                                                                                                                  Kompleks Industri Bekasi:



               Akhir

               MP3EI bertumpu pada upaya menciptakan dan memperbanyak kompleks-kompleks industri di berbagai tempat dengan
               beragam bentuk: kawasan industri, kawasan berikat, kawasan perhatian investasi dan kawasan ekonomi khusus. Pemben-
               tukan kompleks industri, utamanya di Bekasi dilakukan dengan cara mengubah tata guna lahan untuk pertanian menjadi
               untuk kawasan industri. Begitu pula, infrastruktur, bendungan misalnya, yang awalnya digunakan untuk pertanian disulap
               menjadi layanan untuk pemasok air ke wilayah industri. Kompleks industri Bekasi juga dimanjakan oleh berbagai infra-
               struktur: jalan tol. Kompleks industri pada umumnya mencerminkan suatu model pengelolaan kawasan yang melampaui dan
               menembus model-model pengelolaan teritori, seperti desa atau kecamatan. Kompleks industri juga mencerminkan model
               pengelolaan kawasan yang dilengkapi dengan fasilitas nomer wahid: energi, air, keamanan dan berbagai fasilitas hiburan
               lainnya.


               Namun, di balik kisah tentang megahnya kompleks industri itu terhampar cerita tentang kondisi kaum buruh; eksploitasi
               kerjanya, kondisi kehidupannya, dan gerakan perlawanannya. Sepanjang tiga tahun belakangan, gerakan buruh di Bekasi
               mencatatkan peranan penting untuk mengingatkan bahwa di balik cangkang besi kompleks industri terdapat penghisapan,
               eksploitasi, dan pemberangusan hak-hak buruh. Melalui beragam aksi langsung: sweeping, gerebeg pabrik, pendudukan
               jalan tol, dan aksi demonstrasi rutin lainnya, kaum buruh  secara efektif menciptakan suatu gerakan yang membuat ujicoba
               perimbangan kekuasaan kelas tercipta. Meski demikian, perimbangan itu bersifat temporer, sebab rangkaian serangan balik
               kapital terhadap gerakan dan aksi langsung buruh juga bekerja tak kalah garangnya.[]
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200