Page 11 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 11
Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis
instrumen penerapannya, dimonitor pelaksanaannya, diukur
ketercapaiannya, dan semua urutan-urutan tindakan ini berada
dalam garis lurus tak terhingga, rutin, monoton, dan ‘mapan’,
sehingga berjalan mekanistik, hampir otomatis. Kelemahan dari
proses mekanistik adalah absennya kesadaran, tidak lagi diketahui
kapan dan dimana perlu untuk berhenti, jeda, memutar atau
berbalik arah. Problematisasi sesungguhnya adalah refleksi atau
gerak mengembalikan tindakan pada tindakan. Tanpa gerak
siklikal ini, sulit ditemukan dimensi baru, pemulaian baru.
Alih-alih kebaruan, yang terjadi bahkan bisa kebuntuan, karena
selalu kembali kepada persoalan yang sama, yang seakan tidak
pernah selesai. Lagi-lagi masalah konsentrasi aset, ketimpangan,
kemiskinan, ketidaksambungan antara satu kebijakan dengan
lainnya masih ditemukan di 50 tahun setelah kebijakan agraria
pertama kali diundangkan. Inilah letak masalahnya: hilangnya
siklus teori-aksi-refleksi, sehingga salah merumuskan masalah,
apalagi menemukan jawaban.
Land governance, sebagai misal, adalah cara-cara pengaturan
pertanahan, yang menurut Bank Dunia “covers all activities
associated with …the legal and institutional framework [which
include] the range of land administration functions in the areas
of: land tenure (land rights), land value (valuation and taxation
of land and properties); land use (planning and control) and land
development (implementing utilities, infrastructure, construction
planning, and schemes for renewal and change of existing-land use)”.
Cara-cara ini mendudukkan kebijakan pertanahan sebagai teknis
administratif pengelolaan pertanahan dalam rangka akumulasi
kapital, bukan demokratisasi akses dan kontrol terhadap kekayaan
dan kekuasaan. Ketimpangan dan kemiskinan tidak bisa diselesaikan
dengan tindakan teknis administratif saja, tapi melampaui ini
— x —