Page 174 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 174

Integrasi “Reforma Agraria” dengan Rencana Pembangunan Wilayah dan Pengentasan Kemiskinan

                                                            9
             gagasan RA sebagai bagian agenda kelompok ‘Kiri’  dan PKI
             misalnya, telah efektif mengkerdilkan semangat UUPA 1960 dari
             kalangan pemerintah, akademisi, wartawan, aktivis dan kelompok
             civil soceity lainnya sebagai amanat dan agenda kebangsaan founding
             fathers yang belum digenapi. Akibatnya terdapat rentang waktu
             yang cukup panjang hilangnya diskursus tentang RA, di level
             kebijakan, akademis dan civil soceity. Dalam ranah pendidikan
             kebijakan NKK/BKK telah berhasil membungkam dunia kampus
             sebagai salah satu simpul gerakan kritis dan preasure group atas
             negara. Dalam upaya menjaga ‘stabilitas nasional’ disusunlah
             UU Subvensif yang bersifat ‘karet’ bisa dipakai sesuai dengan
             kepentingan politik kekuasaan Orde Baru yang efektif menjerat
             (yang dianggap) ‘musuh Orba” dari segala kelompok dan lapisan
             masyarakat.
                 Dengan kenyataan lintasan situasi disekitar pelaksanaan RA
             sejak tersusunnya UUPA 1960 diatas menjadi wajar jika ‘sulit
             diharapkan’ ruang diskursif yang matang tentang RA, kebijakan
             pertanahan yang proo poor land policy dan inisiatif gerakan rakyat
             untuk menuntut RA dapat muncul. Pada titik lain, di era pasca
             Reformasi persoalan pelaksanaan RA dihadapkan kondisi baru
             bergulirnya kapitalisme kontemporer yang mewujud dalam
             sistem politik-ekonomi neoliberalisme yang semakin kokoh dan





             9.  Pada masa Orba, pengelompokan ‘musuh negara’ dipilah menjadi kelompok
                berhaluan “Kanan dan Kiri”. “Kanan” distigmatisasikan kepada kelompok
                radikal berbasis Agama (terutama Islam). Sedangkan kelompok “Kiri” di
                asosiasikan pada kelompok radikal yang berideologi ‘sosialis-komunis’ dan
                sejenisnya. Stigmatisasi ini sangat efektif menjadi teror sepanjang 32 tahun
                lebih rezim Orde Baru berkuasa, bahkan kadang-kadang masih sering dipakai
                dalam peristilahan politik kekuasaan dan akademik hingga sekarang.

                                     — 155 —
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179