Page 175 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 175

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            menggurita menjerat negara-negara berkembang untuk patuh pada
            rambu-rambu sirkuit kapitalisme global negara-negara maju.
                Dalam sketsa singkat pemaknaan dan pelaksanaan RA diatas,
            dapat diperiksa ulang bagaimana perjalanan idealita dan praktis
            ‘eksperimentasi’ RA di Indonesia, khususnya dalam bentuk-
            bentuknya seperti PPAN, LARASITA, PRONA dll. Jika makin hari
            terlihat orientasi kebijakan pertanahan tereduksi lebih dominan
            pada praktik “sertifikasi tanah”, ajudifikasi tanah, kadastral, dan
            pencatatan tanah-tanah, hingga penyediaan tanah bagi mega
            proyek food estate, maka situasi-situasi itu menjadi tantangan
            kontemporer bagi usaha mewujudkan RA yang sejalur dengan
            cita-cita kebangsaan.

            2.  Potret Kebijakan Pertanahan, Pembangunan Daerah dan
               Inisiatif Rakyat (Pelajaran dari Tasikmalaya dan Blitar)

            a.  Praktik kebijakan “Reforma Agraria” oleh Negara: Cita
               dan Realita
            Pada dasarnya secara birokratis Kantah di daerah adalah segaris
            komando dengan kebijakan BPN Republik Indonesia (BPN-RI).
            Artinya, keputusan di level nasional akan selalu mejadi rujukan garis
            instruktif di Kantah BPN. Meski harus diakui cara mempersepsi,
            memaknai, menerjemahkan dan pengejawantahan TUPOKSI
            (Tugas, Pokok dan Aksi) akan bebeda selaras dengan kemampuan
            pengetahuan, daya dukung teknologi, infrastruktur, daya dukung
            Sumber Daya Manusia yang tersedia, dan lokalitas di masing-masing
            daerah. Termasuk perbedaan watak dan karakter masing-masing
            aktor birokrasi sebagai pelaku kebijakan.
                Dalam melaksanakan amanat Pidato Politik Presiden RI
            tentang Reforma Agraria pada bulan Januari 2007, serentak otoritas


                                    — 156 —
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180