Page 54 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 54

Administrasi Pertanahan dan Larasita: Mengangankan Ruang Negosiasi-Partisipasi Rakyat di Level Desa


             Box.1.

               Proses mediasi terkadang berhasil mendapatkan solusi terkadang pula tidak dan
             harus dimediasi lagi ditingkat kecamatan, atau di bawa hingga BPN. Pada kasus
             kali ini, seorang bernama Muwafaq dan Suhaimi menggugat sertifikat atas nama
             Rudy Resnawan (Walikota Banjarbaru/Calon Wagub Kalsel), sebab tanah yang
             ditunjukkan di sertifikat tersebut sama dengan tanah yang dimilikinya berdasarkan
             SKT tahun 1991 sedangkan sertifikat itu baru terbit tahun 2006. Penggugat
             menanyakan kebenaran alas hak dari sertifikat tersebut. Jam 12.00, orang-orang
             mulai berdatangan dan tak berapa lama proses mediasi pun di mulai. Pak Lurah
             membuka acara ini dan menyampaikan maksud dari mediasi, yang rupanya
             merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya.
               Proses mediasi ini terus berlanjut dengan perdebatan dari kedua belah pihak.
             Pertemuan ini juga dihadiri oleh developer, sebab tanah tersebut telah dibeli
             developer dari Rudy Resnawana melalui H. Gozali. Rudy Resnawan sendiri tidak
             hadir dalam proses mediasi ini, dan hanya diwakili H. Gozali. Ada pula seorang
             wartawan dari Banjarmasin Post yang hadir.
               Pada awalnya, perdebatan mulus-mulus saja, setiap orang dipersilahkan bicara.
             Perdebatan menjadi sengit tatkala H.Gozali dan wartawan datang. Dia langsung
             ‘menekan’ penggugat dan keberatan karena berita ini sudah masuk di Koran. Dia
             menekan penggugat untuk menunjukkan tanah yang dimaksud dan agar langsung
             dicek ke lokasi. Penggugat bertahan untuk tidak terburu-buru ke lokasi tanpa
             pembicaraan yang matang di tingkat kelurahan, hingga dibuatkan surat pernyataan
             oleh Pak Naim, tapi Surat itu pun dibantah oleh tergugat dan akhirnya tidak
             terpakai. Hal yang aneh adalah semua saksi yang menandatangani SKT tersebut
             dihadirkan membuat surat pernyataan bahwa mereka tidak pernah menandatangani
             SKT pada tahun 1991.
               Selain itu, saya merasakan bahwa adanya desakan dari H.Gozali dan kawan-kawan
             untuk meninjau lokasi saat itu juga adalah sebagai bagian dari strategi. Ibarat semut
             melawan gajah. Dengan terpaksa, penggugat pun akhirnya menuruti desakan tersebut
             untuk meninjau di lokasi. Saat berada di Lokasi, “aksi mendesak’ pun dilancarkan
             lagi oleh pihak tergugat dengan menekan penggugat untuk menunjuk secara pasti
             tanah yang dimaksud. Rupanya penggugat juga tidak yakin dengan pasti lokasi yang
             ditunjukkan oleh SKT tersebut. Inilah celah yang dimanfaatkan oleh pihak tergugat.
             Pada akhirnya, penggugat menunjuk tanah yang berdekatan dengan tambang intan,
             sebab di sana ada sungai yang juga tertera dalam SKT tersebut. Ini berbeda dari
             lokasi tanah yang ditunjukkan sebelumnya dan diperkarakan hingga hari ini. Dari
             peninajauan lokasi ini, didapatkan hasil bahwa ternyata penggugat salah sasaran
             (salah lokasi) dalam mengklaim sertifikat Rudy Resnawan tersebut.



                                      — 35 —
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59