Page 61 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 61

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            pengurusan masalah pertanahan tanpa terlalu banyak butuh
            intervensi negara dan terus melibatkan peran-peran masyarakat
            lokal untuk mengambil inisiatif-inisiatif solutif. Dengan demikian,
            desa pada dasarnya adalah ruang negosiasi dan partisipasi yang
            paling memungkinkan bagi rakyat di level bawah dan aparat
            melakukan pengurusan pertanahan yang lebih adil. Kondisi ini
            sangat penting untuk diperkuat mengingat desa selama ini adalah
            ujung penerima akibat dari persoalan-persoalan yang justru dibuat
            di level atas, dan sekaligus desa merupakan penyelesai awal dari
            masalah-masalah itu.
                Skema Democratic Land Governance (DLG) sesungguhnya
            menginginkan transfer hak tanah yang tidak melulu bersifat teknis
            administratif tetapi juga harus menyertakan di dalamnya transfer
            kesejahteraan, kekuasaan atau kontrol sumberdaya tanah, sensitive
            terhadap kelas sosial dan gender karena kebijakan pertanahan
            akan menimbulkan dampak berbeda pada petani, buruh, nelayan,
            pengusaha, perempuan, masyarakat adat. Penting juga, dalam
            konteks ini, administrasi pertanahan mempertimbangkan sejarah
            pengurusan pertanahan yang lama berlangsung di tingkat lokal
            untuk melihat relasi kekuasaan yang eksis. Pendekatan ini relevan
            diajukan karena administrasi tanah pada dasarnya tidak hanya
            berurusan dengan perekaman data mati tetapi sangat terkait dengan
            relasi sosial. Dengan demikian administrasi pertanahan dapat
            menjadi bagian skema pembangunan dan mampu mendorong
            produktifitas rakyat (productivity-increasing) dan memajukan
            kehidupanya (livelihood-enhancing) (Booras&Franco,2008).
                Semua ini dapat berjalan ketika dibangun ruang negosiasi
            dan partisipasi yang efektif dan seimbang di dalam administrasi
            pertanahan itu sendiri. Tidak seperti selama ini dimana administrasi
            pertanahan selalu berasal dari sisi negara sedangkan warga

                                    — 42 —
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66