Page 55 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 55
Oloan Sitorus & Taufik N. Huda
Boedi Harsono ditugaskan untuk mengkoordinasi pemindahan
logistik tersebut. 21
Ternyata Jepang menimbun bahan makanan dan obat-obatan
yang sangat besar, hingga ratusan ton. barang-barang tersebut
harus dipindahkan dari kebun-kebun di Satak, Sepawon, Badek,
Petungombo, Jengkol (semuanya terletak di kaki Gunung Kelud)
ke gudang-gudang milik Kantor Karesidenan Kediri. Barang-
barang berupa beras, gula, rokok, ikan kalengan, taoco, minuman
botol, kain, sepatu dan tas diangkut selama berhari-hari dengan
pengawalan yang ketat. Selain polisi, laskar pelajar yang telah
mendapat pelatihan militer juga diperbantukan untuk mengawal
truk-truk logistik tersebut. 22
Menikah di Ambang Agresi Militer Belanda I
Pada awal karirnya sebagai pamong praja Jaman Pendudukan
Jepang, Boedi belum memiliki tempat tinggal sendiri. Ia menum-
pang di rumah saudara ibunya. Namun lambat laun ia merasa
tidak enak terus menumpang, ia memutuskan untuk mengontrak
rumah. Kebetulan di tepi alun-alun Kota Kediri ada rumah milik
kotamadya yang kosong, akhirnya ia menyewa rumah tersebut.
Setelah sekian lama Boedi tinggal di rumah kontrakannya itu, suatu
hari datang seorang pegawai Kantor Gubernur Jawa Timur yang
dipindahtugaskan ke Kawedanan Kediri. Swasono, demikian
nama orang tersebut yang ternyata ia adalah anak Patih Malang
yang juga kawan Wedana Kediri. Karena rumah Boedi Harsono
masih ada kamar kosong, lagipula ia masih bujang maka ditem-
patkanlah Swasono di rumah tersebut. Suatu kebetulan pula ternya-
21 Ibid. hlm.92.
22 Ibid.
42