Page 71 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 71

Oloan Sitorus & Taufik N. Huda
                2
            versi  di daerah vorstenlanden (Surakarta dan Yogyakarta) dengan
                                                           3
            UU No. 13 Tahun  1948, penghapusan tanah partikelir  dengan
            UU No. 1 Tahun 1958, perubahan peraturan persewaan tanah



            pendahuluan landreform yang dilakukan setelah Indonesia merdeka. Di daerah
            Banyumas, Jawa Tengah, Desa Perdikan pada umumnya mempunyai hak istimewa,
            yakni berupa pembebasan pembayaran pajak tanah, karena jasa-jasa tertentu
            pendirinya kepada Raja atau Sultan yang berkuasa sebelum atau selama masa awal
            penjajahan. Eksistensi Desa Perdikan dan hak istimewanya itu dipandang tidak
            sesuai dengan cita-cita demokrasi dalam alam kemerdekaan. Oleh karena itu,
            ditetapkanlah UU No. 13 Tahun 1946, sehingga tidak diakui lagi eksistensi Desa
            Perdikan dan hak istimewanya. Setengah dari tanah-tanah yang dikuasai menurut
            hak historis para Kepala Desa dan keluarganya sebagai sumber pendapatan pribadi
            diambil oleh negara dan dibagikan kepada para petani yang menyakap atau
            menggarapnya. Di Karesidenan Madiun dan Kediri, tanah yang dikuasai oleh para
            Kepala Desa Perdikan berupa tanah perumahan yang digunakan oleh penduduk
            sebagai magersari. Tanah-tanah ini pun diambil oleh Pemerintah dan diberikan
            dengan hak milik kepada mereka yang mempunyai rumah di atasnya.
                2  Perhatikan Boedi Harsono, Sejarah, Isi …, op. cit., hlm. 90-91, yang
            menyatakan bahwa hak konversi adalah hak yang diberikan oleh Penguasa untuk
            memakai dan pengusahakan tanah tertentu, dengan keistimewaan sebagai berikut:
                a. Jaminan dari Raja, bahwa hak tersebut akan berlangsung selama waktu
                  yang lama atas tanah yang luas dan tempatnya pun terjamin pula: secara
                  tetap untuk berg cultures dan secara glebagan untuk laagvlakte cultures.
                  Bagi laafvlakte cultures ini desa diwajibkan setiap tahun menyediakan 2/
                  5 dari tanahnya untuk pengusaha. Diadakan pengawas oleh pengerpraja
                  atas tanaman yang ditanam oleh rakyat (macam dan waktu menanamnya)
                  agar tanah yang bersangkutan dapat diserahkan pada waktunya kepadanya;
                b. Hak konversi dinyatakan dengan S. 1918-21 sebagai hak yang dapat dibebani
                  hipotik dan harus didaftar menurut ketentuan S. 1918-23;
                c. Pengusaha mendapat jaminan atas pemakaian air yang tertentu;
                d. Sebagai peraturan peralihan maka selama 5 tahun dijamin akan mendapat
                  tenaga buruh. Keistimewaan dari jaminan ini ialah, bahwa kalau sebelumnya
                  pengusaha sendiri yang mengatur pengerahannya, maka kerja paksa
                  tersebut dikerahkan oleh desa dan Pangrehpraja. Kelalaian dalam memenuhi

            58
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76