Page 66 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 66

Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria ....

               sendiri “mabul-mabul”. Semua pejabat yang berwenang akhirnya
               mendapat jatah rumah tinggal, namun Boedi yang telah bekerja
               keras malah tidak mendapat pembagian rumah tersebut. Walau
               begitu Boedi tetap sabar dan terus melanjutkan pekerjaannya
               dengan penuh dedikasi.  Setelah lulus dari Fakultas Hukum Uni-
               versitas Indonesia dan menjadi salah satu penyusun UUPA, Boedi
               dipercaya untuk memberikan pendidikan notariat yang diseleng-
               garakan oleh Departemen Kehakiman. Salah seorang siswa yang
               didiknya, Mulyadi akhirnya lulus dan diangkat menjadi Pejabat
               Pembuat Akta Tanah. Ia dan Kartini istrinya, berniat membalas
               jasa Boedi yang telah mendidiknya. Kartini kemudian mencarikan
               rumah tinggal untuk Boedi Harsono beserta keluarga. Ia berhasil
               mendapat rumah di daerah Jl. Musi yang kemudian dibeli Boedi,
               rumah tersebut ditempati hingga sekarang (2009). 45
                   Dalam masa jabatannya beberapa tugas penting berhasil
               diselesaikan Boedi dengan baik, seperti kasus bentrokan antara
               rakyat dan pihak perkebunan di “tanjung Morawa” Sumatera
               Timur. Boedi juga turut serta dalam usaha-usaha penyelesaian
               pendudukan tanah-tanah perkebunan oleh rakyat. Selain
               menangani sengketa, Boedi pun ikut berperan dalam penyiapan
               landasan yuridis. Ia bersama beberapa pejabat Departemen Dalam
               Negeri menyusun Undang-Undang Darurat No. 8 Tahun 1954
               tentang Penyelesaian Soal Pemakaian Tanah Perkebunan Oleh



                   45  Wawancara dengan Boedi Harsono, tanggal 28 April 2009 di rumah, Jalan
               Musi 28, Jakarta. Karena letak dan luasnya perkebunan di Sumatera, Boedi dan
               timnya sampai harus mencarter pesawat terbang ringan sebagai sarana transportasi,
               juga untuk mengamati perkebunan dari udara. Pada tahun 2010, rumah Boedi Harsono
               akhirnya dijual, karena kondisi kesehatannya yang semakin menurun beliau harus
               tinggal di rumah anaknya.

                                                                    53
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71