Page 90 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 90

Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria ....

               Kuliah Keahlian Hukum, dengan nama Hukum Agraria I. Kuri-
               kulum Inti wajib dikembangkan menjadi kurikulum yang lengkap
               bagi Fakultas Hukum yang bersangkutan, dengan penambahan
               mata kuliah-mata kuliah yang dibagi ke dalam kelompok Mata
               Kuliah Pendalaman, Penunjang, dan Mata Kuliah Pembulat Studi.
               Dalam Mata Kuliah Pendalaman terdapat Mata Kuliah Hukum
               Agraria II. Mata kuliah ini dapat disajikan sebagai mata kuliah
               wajib atau mata kuliah pilihan. Selanjutnya, Keputusan Menteri
               Pendidikan dan Kebudayaan No. 17/D/O/1993 tanggal 24 Feb-
               ruari 1993 menyatakan bahwa di dalam susunan kurikulum yang
               berlaku secara nasional dimasukkan Mata Kuliah Hukum Agraria
               dengan bobot 3 SKS. 28
                   Demikianlah, maka untuk pertama kali Mata Kuliah Hukum
               Agraria sebagai mata kuliah mandiri dimulai di Fakultas Hukum
               dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia (FHPM UI)
               berdasarkan Keputusan Dewan Guru Besar FHPM UI tanggal 9
               September 1962. Oleh pihak UI, Boedi Harsono ditugaskan untuk
               menyusun silabus dan mengelola mata kuliah tersebut. Pada tahun
               1963, Mata Kuliah Hukum Agraria sebagai mata kuliah mandiri
               kemudian diberikan juga di Universitas Res Publika (yang kemu-
               dian dikenal dengan Universitas Trisakti). Dengan demikian, dapat
               dikatakan bahwa Boedi Harsonolah yang meletakkan “state of the
               art” kajian Hukum Agraria Indonesia. Tegasnya, Boedi Harsono-
               lah sarjana pertama Indonesia yang secara otoritatif menentukan
               definisi, ruang lingkup, tujuan serta semacam metode yang dapat
               ditempuh untuk dapat mempelajari Hukum Agraria secara efektif.
               Apa yang disebut ‘metode’ dalam hal ini, menurut penulis, adalah
               gagasan Boedi Harsono yang menyatakan bahwa mempelajari

                   28  Boedi Harsono, 2008, op. cit, hlm. 13-14.

                                                                   77
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95