Page 80 - Permasalahan Surat Ijin Memakai Tanah Negara sebagai Alas Hak dalam Pendaftaran Tanah di Kota Tarakan
P. 80

hubungan tenurial pada tanah, sehingga lahir istilah ’hak atas tanah’.
             Tetapi pada sumberdaya alam, semisal tambang dan hutan yang sifatnya
             mengeksplorasi, digunakan kata ’Ijin’. Dengan demikian, ’Hak’ dan ’Ijin’
             mempunyai makna hubungan hukum yang berbeda. Pada pemakaian/
             pemanfaatan Tanah Negara, sebaiknya digunakan kata ’Ijin’, dan ’Ijin’
             yang diberikan sebaiknya tidak bisa dipindahkan. Hak atas tanah baru
             bisa lahir jika ada alas hak, sedangkan ’Ijin’ bisa diselenggarakan tanpa
             alas hak. Dalam suatu program pengadaan tanah, jika ada alas hak maka
             bisa mendapat ganti rugi.
                   Sementara itu, penyelenggaraan SIM-TN yang dinilai banyak
             kelemahan telah membuat kegalauan Kantah Kota Tarakan. Terbitnya
             Perda yang baru pengganti dari Perda SIM-TN yang tetap memposisikan
             SKFBT sebagai ’alas hak’ masih tetap membuat kekhawatiran karena unsur
             kekeliruan dalam pembuatannya dimulai dari para petugas lapangan.
             Sebuah penuturan dari seorang pejabat di lingkungan salah satu Kantor
             Kecamatan berikut ini kiranya merefleksikan hal itu:

                   ”Mereka (para petugas) dalam bekerja tidak bisa melindungi Pejabat
                   Atasannya yang mengeluarkan SIM-TN. Terkesan tak acuh, masa bodoh.
                   Sungguh sangat berisiko SIM-TN bagi Camat. Jujur saja, kondisinya
                   banyak staf yang keberatan dilibatkan, tapi gimana lagi, lha ini kebijakan
                   Pemda. Kami bersyukur SIM-TN sudah stop, mudah-mudahan ke depan
                   jauh lebih baik.”

                   Dalam pandangan Kantah, tidak ada perbedaan antara SIM-TN
             dan SKFBT, karena keduanya dapat menjadi ’alas hak’ dalam pendaftaran
             tanah. Kantah sebenarnya enggan dilibatkan dalam pembuatan SKFBT
             di masa mendatang. Dalam kondisi yang serba tidak menguntungkan
             seperti yang telah dipaparkan di atas, saat ini Kantah sedang mencoba
             mengkonstruksi administrasi pendaftaran tanah yang handal untuk
             mengantisipasi risiko dari setiap kelemahan alas hak yang telah terbit
             melalui SIM-TN maupun yang akan terbit melalui SKFBT di masa
             mendatang.
                   Langkah Kantah untuk mendaratkan sekitar 10.000 bidang tanah
             ’melayang’ pada peta tunggal GeoKKP dapat mengelakkan lahirnya
             sertipikat ganda, dan sekaligus dapat mengevaluasi setiap ’alas hak’ (SIM-
             TN/SKFBT) yang diajukan dalam pendaftaran tanah. Langkah strategis
             ini perlu dukungan dana dari Pemko karena membutuhkan biaya yang



                                                       Solusi Atas Permasalahan  71
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85