Page 194 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 194

M. Nazir Salim & Westi Utami

            A. Gugus Tugas Reforma Agraria di Sumatera Selatan

                Pembentukan Tim Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) merupa-
            kan keharusan bagi setiap daerah sesuai perintah Perpres No. 88/2018
            Pasal 19 ayat 1-2. GTRA dibentuk di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
            guna untuk membantu pelaksanaan dan percepatan pencapaian target
            RA. Setelah satu tahun lahirnya perpres, GTRA sudah terbentuk di 33
            provinsi dan 71 kabupaten/kota. Jawa Barat merupakan kabupaten ter-
            banyak yang sudah membentuk GTRA, yakni 23 kabupaten, disusul 11
            kabupaten di Kalimantan Barat, kemudian disusul Jawa Tengah dan Jawa
            Timur masing-masing 5 kabupaten. Berdasarkan update data Dirjen
            Penataan Agraria sampai Oktober 2019, pembentukan GTRA ditingkat
            kabupaten/kota sudah berkisar 13,8% (71 dari 514 kabupaten/kota di
            seluruh Indonesia), artinya belum cukup maksimal pembentukan GTRA
            pada level kabupaten/kota pada tahun 2019. Di sisi lain, keberadaan GTRA
            di kabupaten pun masih belum berjalan efektif menangani persoalan RA.
            Untuk daftar pembentukan GTRA secara lengkap sampai 11 Oktober 2019
            silahkan lihat di Lampiran 1.
                GTRA di Provinsi Sumatera Selatan dibentuk pada Tahun 2018 berda-
            sarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 257/KPTS/
            DISHUT/2018 tanggal 18 April 2018 dan GTRA kabupaten baru satu
            kabupaten yang dibentuk yakni di Kabupaten Banyuasin. Dalam SK terse-
            but gubernur kepala daerah sebagai ketua, dengan wakil ketua dijabat
            oleh sekretaris daerah. Sementara jabatan sekretaris diampu oleh asisten
            perekonomian dan pembangunan. Dalam SK pembentukan Tim GTRA,
            Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Sumatera Selatan bertindak sebagai
            Ketua Pelaksana Harian serta Kepala Dinas Kehutanan selaku wakil ketua
            pelaksana harian. Kolaborasi antara Kepala Kantor Wilayah ATR/BPN
            dengan Kepala Dinas Kehutanan dimaksudkan karena sumber TORA yang
            paling dominan berasal dari tanah pelepasan kawasan hutan. Dengan
            komposisi tersebut diharapkan koordinasi antara pihak ATR/BPN dengan
            pihak kehutanan dapat berlangsung secara efektif sehingga percepatan
            sumber TORA dari kawasan hutan dapat terproses dan terselesaikan seca-
            ra optimal.
                Beberapa anggota yang terlibat dalam SK tersebut di antaranya adalah

              166
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199