Page 197 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 197

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               1.  Mengkoordinasikan penyediaan TORA di tingkat provinsi;

               2. Memfasilitasi pelaksanaan penataan akses di tingkat provinsi;
               3. Mengkoordinasikan integrasi pelaksanaan penataan aset dan penataan
                  akses;

               4. Memperkuat kapasitas pelaksanaan RA;
               5. Menyampaikan laporan hasil RA provinsi kepada GTRA Pusat;
               6. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi penanganan sengketa dan
                  konflik agraria;
               7. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas GTRA kabupaten/
                  kota.

                   Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang cukup prog-
               resif dalam melaksanakan agenda Reforma Agraria. Pada tanggal 15 April
               2019 Tim GTRA kembali melaksanakan rapat koordinasi GTRA yang dibu-
               ka oleh Gubernur Provinsi Sumatera Selatan selaku Ketua GTRA dengan
               dihadiri oleh seluruh elemen GTRA provinsi dan pejabat dari Direktorat
               Jenderal Penataan Agraria Kementerian ATR/BPN. Dalam sambutannya,
               Gubernur Sumatera Selatan selaku ketua GTRA menyampaikan beberapa
               pandangannya di antaranya bahwa di Sumatera Selatan terdapat banyak
               konflik tenurial dan konflik penguasaan tanah pada kawasan hutan  1
               maupun non hutan. Konflik yang terjadi baik pada kawasan kehutanan
               dan non kehutanan sudah terjadi sejak lama dan melibatkan banyak
               pihak.
                   Permasalahan dan konflik agraria yang terjadi hendaknya dise-
               lesaikan dan diurai secara bersama-sama. Gubernur juga menyampaikan
               bahwa ATR/BPN saat ini tidak sendiri karena pihak gubernur, kepolisian,
               dan kejaksaaan akan bersama-sama terlibat untuk menyelesaikan perma-
               salahan-permasalahan konflik tenurial tersebut. Gubernur meyakini
               bahwa ketika konflik tenurial mampu dideteksi sejak dini dan begitu
               muncul segera diselesaikan. Jika terjadi konflik, proses penyelesaian



                   1  Hingga awal tahun 2019 data yang dihimpun Dinas Kehutanan mencatat
               terdapat 97 konflik tenurial yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di kawasan
               hutan Sumatera Selatan dengan berbagai tipologi konflik.

                                                                         169
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202