Page 196 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 196

M. Nazir Salim & Westi Utami

            penguatan kapasitas masyarakat desa dan pemberdayaan masyarakat
            desa menjadi bagian penting dalam proses pembangunan desa berbasis
            sektor pertanian.

                Berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring terhadap tanah yang telah
            diredistribusikan kepada masyarakat melalui RA yang melibatkan banyak
            peserta redis seperti di Cipari, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2010, menun-
            jukkan bahwa ketika pendampingan dan pemberdayaan tidak dilakukan
            secara maksimal maka yang terjadi adalah beberapa masyarakat penerima
            tanah akan menjual tanahnya dikarenakan keterbatasan ekonomi, modal,
            dan keterampilan dalam mengelola dan memanfaatkan tanah (Setiaji dan
            Saleh 2014). Ketidaksiapan dalam proses perencanaan dan penentuan
            subyek-obyek penerima tanah yang akan diredistribusikan serta orientasi
            Reforma Agraria yang hanya berbasis pada penyelesaian konflik semata
            dapat menimbulkan dampak penguasaan dan pemilikan tanah mudah
            beralih kepada pihak lain. Sehingga sebagaimana kasus yang terjadi di
            Cipari, pasca redistribusi tanah terjadi adanya pengalihan hak atas tanah
            melalui jual beli tanah hasil redistribusi oleh petani/penggarap kepada
            pemodal, yang berdampak terhadap rekonsentrasi penguasaan dan pemi-
            likan tanah oleh pihak-pihak yang mengambil dan memanfaatkan kesem-
            patan (Setiaji dan Saleh 2014). Meskipun di dalam beberapa kasus dan
            kajian menunjukkan program redistribusi tanah dapat memberikan
            keuntungan kepada masyarakat (Dewirani 2012), namun setidaknya akan
            lebih lengkap apabila asset dan akses reform dapat dilaksanakan secara
            simultan atau beriringan. Untuk itulah maka penguataan koordinasi antar
            instansi yang terlibat dalam Reforma Agraria terus dikuatkan (Widodo
            2017).
                Perkembangan GTRA di Sumatera Selatan pada akhir tahun 2018
            sudah sampai pada tahap pembentukan Tim Pelaksana Harian dengan
            diterbitkannya Surat Keputusan Nomor 151/KPTS.16.400/2018 tanggal 2
            Mei 2018 yang beranggotakan para pejabat teknis di masing-masing
            dinas/instansi terkait. Langkah ini diharapkan dapat memudahkan
            dalam pelaksanaan serta koordinasi terkait pelaksanaan Reforma
            Agraria. Adapun beberapa tugas GTRA di tingkat provinsi adalah sebagai
            berikut:

              168
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201