Page 243 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 243

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          lam PP tersebut, terdapat penjelasan dua jenis transmig-
                          rasi: Transmigrasi umum (pelaksanaan transmigrasi yang
                          dibiayai pemerintah) dan Transmigrasi swakarsa (spon-
                          tan)  yaitu (transmigrasi yang dibiayai sendiri oleh para
                          transmigran atau pihak lain).
                              Masuk Pelita II (1974-1979), fokus transmigrasi pada
                          periode ini bukan sekadar  perpindahan penduduk, me-
                          lainkan dikaitkannya program pembangunan daerah dan
                          pembangunan sektor  lain.  Salah  satu  program  yang
                          dikenal pada periode itu yakni Pola Sitiung . Dalam Pola
                                                                    10
                          ini, Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi
                          menyediakan rumah-rumah  untuk  para  transmigran.
                          Oleh  karena  itu,  para  transmigran  tidak  perlu  mem-
                          bangun rumah sendiri di destinasi transmigrasi mereka.
                          Pola Sitiung kemudian menjadi model yang melahirkan
                          koordinasi antarinstansi. Dalam membangun transmig-

                          rasi, urusan pendidikan dipegang oleh Departemen Pen-
                          didikan  dan Kebudayaan,  Kegiatan pembukaan hutan,
                          pembangunan  prasarana  jalan,  jembatan, dan  irigasi,
                          dikerjakan oleh  Departemen Pekerjaan Umum. Kemu-
                          dian, untuk urusan lainnya dipegang oleh Dirjen Agraria
                          dalam hal penyediaan lahan hingga penerbitan sertifikat
                          hak.
                              Pada Pelita III-IV (1979-1989), kebijaksanaan trans-
                          migrasi berada  dalam satu  lembaga, yaitu  Departemen


                              10  Sitiung merupakan nama sebuah kecamatan, Kecamatan Sitiung,
                          Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Di kecamatan ini
                          dibangun  sistem dan model yang  kemudian dikembangkan  untuk
                          transmiograsi di wilayah lain, sehingga dikenal dengan pola Sitiung.

                                                                             207
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248