Page 248 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 248

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        Tertib Pertanahan sebagaimana ditegaskan dalam Repelita
                        III, pemerintah bertekad untuk melaksanakan program
                        pensertif ikatan tanah secara  massal, demi tercapainya
                        jaminan kepastian hukum bagi penguasaan dan pemilikan
                        tanah yang kuat; selain PRONA  juga difokuskan  pada
                        program  penyelesaian  sengketa  tanah  dengan  tujuan
                        untuk  memberikan ketentraman  bagi penguasaan  dan
                        pemilikan tanah; dan untuk mengurangi kerawanan di
                        bidang pertanahan”, maka PRONA merupakan jawaban
                        untuk mencapai tujuan tersebut. Selain perintah UUPA,
                        semua tanah harus didaftarkan juga pertimbangan sejak
                        1960 Indonesia belum pernah menggalakkan secara nasio-
                        nal program sertifikasi, sehingga butuh gerakan menuju
                        ke arah tersebut  agar tercipta tertib administrasi perta-
                        nahan. Ujungnya, kejelasan hak atas tanah akan mengu-
                        rangi konflik tanah antar sesama warga masyarakat.

                            PRONA dalam prosesnya dilakukan secara massal dan
                        pelaksanaannya  dilakukan secara terpadu. Subjek yang
                        menjadi  sasaran  adalah  masyarakat  golongan  tidak
                        mampu.  PRONA juga menyasar penyelesaian  sengketa
                        konflik yang bersifat strategis. Dalam diktum penjelasan-
                        nya, pemerintah menyampaikan bahwa kegiatan PRONA
                        dilakukan di seluruh  kabupaten/kotamadya seluruh In-
                        donesia dengan model penetapan secara berkelompok.
                        Tentu saja tidak menyasar semua desa di berbagai wilayah
                        Indonesia, hanya setiap kabupaten/kota diadakan PRONA.
                        Proyek besar ini melibatkan banyak pihak, di antaranya
                        pihak kecamatan/camat, kepala desa, dan juga melibatkan
                        tokoh  masyarakat/agamawan  setempat  untuk  melan-

                         212
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253