Page 252 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 252

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        bagaan dilakukan agar lebih leluasa di dalam pengelolaan
                        dan juga jangkauannya. Akan tetapi, perubahan tersebut
                        satu sisi meningkat dalam  hal tugas dan fungsinya, na-
                        mun juga  bisa  diartikan bahwa persoalan tanah harus
                        dikontrol penuh oleh negara agar kebutuhan negara akan
                        tanah untuk  pembangunan harus  bisa dipastikan  dan
                        didukung oleh semua elemen pertanahan dari atas hingga
                        bawah,  termasuk masyarakat Indonesia. Menolak  dan
                        melakukan perlawanan terhadap kebutuhan negara akan
                        berhadapan langsung dengan pemerintah, karena diang-
                        gap tidak sejalan dengan kebijakan nasional (Bachriadi &
                        Lucas, 2001;  Sodiq &  Santoso, 2020).  Rachman  (2015)
                        menyebut, perubahan ini menjadi bagian dari skema Orde
                        Baru untuk memperoleh tanah (pengadaan tanah) dalam
                        rangka pembangunan industri dan infrastruktur, baik
                        jalan tol maupun proyek-proyek strategis lainnya di ber-
                        bagai wilayah agraria Indonesia (baik kawasan hutan mau-
                        pun non hutan).
























                         216
   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257