Page 256 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 256

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        dapat bersifat politis dan mencerminkan konsep sosial
                        tentang masyarakat, hak, dan objek tanah yang berkenaan
                        dengan  penguasaan  tanah, pasar  tanah,  pajak  tanah,
                        pengendalian penggunaan tanah, pengembangan tanah,
                        dan pengelolaan lingkungan (Enemark,  2009).
                            Sebagai pedoman dalam melaksanakan administrasi
                        pertanahan, BPN berpegang pada Catur Tertib Pertanahan
                        yang tertuang di dalam Keppres No. 7 Tahun 1979 dan
                        merupakan pedoman yang sudah dipegang sejak zaman
                        lembaga ini masih di bawah Direktorat Jenderal Agraria.
                        Pada dasarnya  catur tertib  pertanahan mengatur  agar
                        upaya pembangunan dan kebijakan pemerintahan yang
                        bersinggungan dengan  urusan pertanahan  memperha-
                        tikan empat aspek administrasi pertanahan, yakni:

                        1. Tertib Hukum  Pertanahan
                           Tertib  hukum  pertanahan adalah upaya untuk  me-
                           numbuhkan  kepastian  hukum  pertanahan  sebagai
                           perlindungan terhadap hak-hak atas tanah dan peng-
                           gunaannya, agar tercipta ketentraman masyarakat dan
                           mendorong pembangunan. Dari  aspek tertib hukum
                           pertanahan, kondisi yang diharapkan adalah:

                           a. Seluruh  perangkat  peraturan  perundang-un-
                              dangan di bidang pertanahan telah tersusun secara
                              lengkap dan komprehensif.
                           b. Semua peraturan perundang-undangan di  bidang
                              pertanahan telah diterapkan pelaksanaannya secara
                              efektif.

                           c. Semua pihak yang  menguasai dan/atau  menggu-

                         220
   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261