Page 259 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 259

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                                hidup.
                             b. Pemberian hak atas tanah dan pengarahan peng-
                                gunaannya telah  dapat  menunjang  terwujudnya
                                pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
                                lingkungan.

                             c. Semua pihak yang mempunyai hubungan hukum
                                dengan  tanah telah melaksanakan kewajiban  se-
                                hubungan dengan pemeliharaan tanah  tersebut.
                              Dengan  berpedoman  kepada  Catur Tertib  Perta-
                          nahan, sebagai lembaga yang  bertugas menyelenggara-
                          kan administrasi pertanahan, BPN memiliki kewenangan
                          pengadministasian  yang  meliputi  kegiatan-kegiatan
                          sebagai berikut (Murad, 2013):
                          1. Mengatur,  menyediakan dan  memelihara bumi, air,
                             dan ruang angkasa yang didalamnya meliputi kegiatan
                             redistribusi tanah, kegiatan  perizinan dalam perun-
                             tukan, penguasaan,  pengendalian  penguasaan  dan
                             pemilikan tanah, berikut pengenaan sanksi.

                          2. Menjalankan, menentukan dan mengatur tentang hak-
                             hak atas tanah yang dapat ditetapkan kepada orang-
                             orang  pemilik tanah, memberikan dan  melindungi
                             kepastian hukum dan hak atas tanah, hak dan kewa-
                             jibannya  serta  penegakan  hukum  berikut  sanksi-
                             sanksinya.
                          3. Menjalankan  dan  mengatur  hubungan-hubungan

                             hukum  yang  dilakukan  orang-orang  yang  obyek
                             perjanjiannya  berupa tanah,  perizinan  dan  pene-
                             tapannya,  pengendalian  dan  pemberian  wewenang

                                                                             223
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264