Page 261 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 261

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          masi Pencadangan Tanah, Izin Lokasi dan Pembebasan
                          Hak atas tanah dan Pendaftarannya untuk Kawasan Indus-
                          tri; g). Keputusan Kepala BPN No. 21 tahun 1989 tentang
                          Perubahan Hak Pakai menjadi Hak Milik atas tanah-tanah
                          yang telah diberikan kepada para Transmigran, dan masih
                          banyak lagi peraturan yang terbit tidak lama setelah lahir-
                          nya BPN.  Jika dicermati  beberapa peraturan  tersebut
                          semua berbicara persoalan administrasi pertanahan dalam
                          kerangka mendukung Catur Tertib Pertanahan.

                              Dari beberapa kebijakan yang dilahirkan pasca beru-
                          bahnya bentuk kelembagaan agraria, dapat dilihat bahwa
                          BPN segera melaksanakan kewenangan yang  diberikan
                          untuk melakukan percepatan dalam pelaksanaan pengad-
                          ministrasian  pertanahan  utamanya  untuk  penyediaan
                          tanah untuk industri dan investasi. Fokus tersebut men-
                          jadi upaya yang terus dilakukan oleh BPN dalam kerangka
                          membantu kelancaran pembangunan yang membutuh-
                          kan tanah dalam skala luas. Di bidang perkebunan juga
                          dilakukan hal yang sama, fasilitasi pembangunan perke-
                          bunan sekala luas didukung penuh oleh pemerintah.


                          B. Penyediaan Tanah untuk Industri dan Investasi

                              Masa pemerintahan Orde  Baru menunjukan  kese-
                          riusannya dalam mengejar pertumbuhan ekonomi yakni
                          dengan membuka peluang sebesar-besarnya untuk inves-
                          tasi. Peluang investasi yang dikejar tidak hanya investasi
                          oleh investor dalam negeri saja, namun juga investor asing.
                          Sebelumnya,  pasca tragedi  peristiwa 1965, pemerintah
                          telah  menerbitkan UU No. 1 tahun  1967 tentang Pena-

                                                                             225
   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266