Page 255 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 255

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          katkan menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen
                          dengan nama Badan Pertanahan Nasional (BPN).
                              BPN memiliki tugas untuk mengelola dan mengem-
                          bangkan administrasi pertanahan baik berdasarkan UUPA
                          maupun peraturan perundang-undangan lain yang meli-
                          puti pengaturan penggunaan, penguasaan dan pemilikan
                          tanah, pengurusan hak-hak tanah, pengukuran dan pen-
                          daftaran  tanah,  dan  lain-lain  yang  berkaitan  dengan
                          masalah pertanahan  berdasarkan  kebijaksanaan  yang
                          ditetapkan oleh presiden (Keppres No.  26 Tahun 1988
                          Pasal 2). Dengan kata lain pada tahun 1988, BPN berfokus
                          pada administrasi pertanahan dalam mendukung pem-
                          bangunan nasional. Dengan dasar keppres tersebutlah
                          lembaga  negara yang  mengurus  pertanahan  diberikan
                          kekuasaan dan kewenangan lebih dalam mengelola per-
                          masalahan pertanahan, dibanding saat lembaga ini berada
                          di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri.
                              Administrasi Pertanahan merupakan suatu usaha dan
                          manajemen  yang  berkaitan  dengan  penyelenggaraan
                          kebijaksanaan pemerintah di bidang pertanahan, dengan
                          mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sesuai
                          dengan ketentuan  perundang-undangan  yang  berlaku
                          (Murad, 2013) Sistem administrasi pertanahan pada prin-
                          sipnya menunjukan hubungan sosial antara masyarakat
                          dan tanah yang diakui secara hukum. Sistem administrasi

                          ini bertujuan untuk memfasilitasi implementasi kebijakan
                          pertanahan dalam konteks pengelolaan pertanahan nasio-
                          nal. Penyelenggaraan administrasi pertanahan tidak hanya
                          fokus pada proses teknis dan administratif saja, melainkan

                                                                             219
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260