Page 300 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 300

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        rehabilitasi administrasi pertanahan. Beberapa negara do-
                        nor yang dikoordinir oleh Bank Dunia mengucurkan dana
                        hibah  untuk tujuan tersebut  dengan  nama proyek  Re-
                        construction of Aceh Land Administration System (RALAS).
                        Proyek ini ditujukan untuk memulihkan hak atas tanah
                        yang terkena bencana tsunami dan membangun sistem
                        administrasi pertanahan yang lebih baik dan modern di
                        Aceh. Proyek RALAS dilaksanakan oleh BPN dan Badan
                        Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR). Proyek rehabilitasi
                        pertanahan ini dibiayai oleh pendanaan yang  didukung
                        oleh Multi Donor Trust Fund for Aceh and North Sumatera
                        (MDTRANS),  yang  semula diperkirakan  anggarannya
                        sebesar  $AS  28,5  juta,  dengan  target  bidang  sebesar
                        600.000 sertifikat bidang tanah,  namun sampai dengan
                        penutupan proyek realisasinya hanya sebesar $AS 14,83
                        juta dengan realisasi fisik bidang tanah sebesar 222.628
                        sertifikat (Laporan World Bank, 2011).

                            Proyek RALAS ini tidak seperti proyek ajudikasi biasa
                        yang dilaksanakan oleh BPN sebelumnya. Hal ini meng-
                        ingat pasca bencana bentuk fisik tanah sama sekali ber-
                        beda dan sulit dikenali lagi, selain itu banyak alas hak
                        telah musnah, dan juga banyak pemilik tanah dan aparat
                        desa yang seharusnya bisa membantu menunjukkan batas
                        bidang tanah masyarakat ikut menjadi korban (meninggal
                        dunia). Hal inilah yang menjadikan proses pemberian ke-
                        pastian hukum  atas tanah menjadi lebih rumit namun
                        urgen untuk dilaksanakan, karena pasca tsunami masya-
                        rakat harus bangkit dan aset-aset yang dimiliki harus kem-
                        bali. Mengingat tingkat urgensi yang tinggi, BPN meme-

                         264
   295   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305