Page 331 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 331

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          2017 terbitlah Perpres No. 88 Tahun 2017 sebagai payung
                          hukum  untuk menyelesaikan penguasaan tanah dalam
                          kawasan hutan oleh masyarakat melalui skema Penyele-
                          saian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PPTKH).
                              Akibat hadirnya UU Cipta Kerja yang mengubah bebe-
                          rapa peraturan terkait kawasan hutan, khususnya Pasal
                          18 UU No.41/1999 tentang kecukupan 30% hutan dalam
                          suatu wilayah, kemudian telah dilakukan perubahan bebe-
                          rapa kebijakan lahan masyarakat dalam kawasan hutan.
                          Konsekuensinya, terjadi perubahan peraturan yang kemu-
                          dian keluar PP No. 23 Tahun 2021 dan Permen LHK No. 7
                          Tahun 2021. Intinya, peraturan tersebut mengubah pola
                          penyelesaian PPTKH dan memasukkan Jawa, Lampung,
                          Bali dalam skema PPTKH yang kemudian berubah nama-
                          nya menjadi PPTPKH  (Penyelesaian Penguasaan Tanah
                          dalam rangka Penataan Kawasan Hutan). Tidak banyak

                          perubahan antara PPTKH dan PPTPKH, karena perubahan
                          itu lebih banyak mengatur penataan tanah dan permu-
                          kiman masyarakat dalam  kawasan hutan di Jawa, Bali,
                          dan Lampung. Sejauh ini, kebijakan tersebut belum dija-
                          lankan, baru tahapan proses  identifikasi lapangan, se-
                          mentara kebijakan lama terkait usulan lahan masyarakat
                          dalam kawasan hutan tetap di proses, sementara usulan
                          baru menggunakan dasar hukum yang baru, karena secara
                          hirarki, PP lebih tinggi dari Perpres.
                              Di Indonesia, penguasaan tanah dalam “kawasan hu-
                          tan” oleh masyarakat banyak terjadi dan keberadaannya
                          mendahului keberadaan negara itu sendiri. Menteri Ling-
                          kungan Hidup dan Kehutanan (LHK) pernah merilis data

                                                                             295
   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336