Page 335 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 335

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                              Namun demikian, praktik di lapangan, terdapat bebe-
                          rapa persoalan dalam pelaksanaan Inver PTKH. Realitas-
                          nya, masih terdapat perbedaan persepsi dalam memahami
                          objek TORA kawasan hutan. Selain itu, minimnya keter-
                          sediaan anggaran, sosialisasi yang tidak efektif berdampak
                          pada terbatasnya usulan permohonan Inver PTKH oleh
                          masyarakat, sehingga jauh dari target yang telah ditetap-
                          kan. Situasi itu menyebabkan objek TORA dari pelepasan
                          kawasan hutan jauh lebih lambat dalam proses pendis-
                          tribusiannya, karena proses pelepasan kawasan hutan me-
                          lalui PPTKH alurnya cukup panjang. Tentu saja setelah
                          lima tahun keberadaan PPTKH saat ini sudah terdapat
                          beberapa kabupaten yang menyelesaikan proses pelepasan
                          kawasan hutan dan telah dilakukan redistribusi kepada
                          masyarakat.
                              Sumber TORA dari pelepasan kawasan hutan didapat-
                          kan melalui identifikasi kawasan hutan yang kemudian
                          diatur dalam Permen LHK No. 17/2018, sedangkan loka-
                          sinya mengacu pada Peta Indikatif Alokasi Kawasan Hutan
                          untuk Penyediaan Sumber TORA (Revisi III). Mekanisme
                          penyediaan sumber TORA dari pelepasan kawasan hutan
                          diperoleh melalui dua model yaitu dengan pelepasan ka-
                          wasan hutan ataupun dengan perubahan batas kawasan
                          hutan. Menurut Pasal 2 Permen LHK No.17/2018, sumber
                          TORA yang berasal dari kawasan hutan terdiri atas:

                          1. Alokasi TORA dari 20% pelepasan kawasan hutan un-
                             tuk perkebunan;
                          2. Hutan produksi  yang dapat dikonversi (HPK)  tidak
                             produktif;

                                                                            299
   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339   340