Page 334 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 334

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                            Penguasaan tanah dalam kawasan hutan merupakan
                        suatu permasalahan yang dilematik karena kawasan hutan
                        mengandung aspek ekonomi, ekologi, sosial, budaya, dan
                        politik. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa terdapat
                        banyak desa dalam kawasan hutan terutama di Jawa (Sya-
                        nurisma, 2022). Mereka  sudah puluhan  tahun mengu-
                        asai dan memanfaatkan lahan untuk pemukiman, fasilitas
                        umum dan/atau fasilitas sosial, lahan garapan, dan/atau
                        hutan yang dikelola masyarakat hukum adat. Persoalan-
                        nya, ketidakpastian status tanah masyarakat di dalam ka-
                        wasan hutan menjadi salah satu sumber terjadinya konflik
                        antara sesama warga dan warga dengan Perhutani atau
                        KLHK (Chamdani, 2021). Dalam situasi demikian, konflik
                        sering terjadi akibat karena tumpang tindih penguasaan
                        dan pemanfaatan tanah dalam kawasan hutan.
                            Sejalan dengan persoalan klaim dan tumpang tindih

                        lahan, skema PPTKH yang diusung oleh Perpres No. 88/
                        2017 serta Permenko No. 3/2018 menawarkan penyelesaian
                        atas  permasalahan tersebut  melalui  mekanisme  Inver
                        PTKH,  caranya  dengan  mengeluarkan  bidang  tanah
                        dalam kawasan hutan melalui perubahan batas kawasan
                        hutan, tukar menukar kawasan hutan, perhutanan sosial,
                        dan resettlement. Prosesnya diawali dengan melakukan
                        Inver PTKH yang dikerjakan secara lintas sektor oleh Tim
                        Inver PTKH, sehingga membuka peluang adanya integrasi
                        kebijakan  antar sektor  dari level pusat sampai  daerah.
                        Untuk itu dibutuhkan sinergi antar sektor dalam kerja-
                        kerja teknis di lapangan agar bisa diselesaikan persoalan
                        penguasaan lahan dalam kawasan hutan.

                         298
   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339