Page 359 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 359

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          dan Sistem Tata Kelola Dokumen Pertanahan (e-Kantah).
                          Sampai dengan Maret 2020, arsip yang telah didigitaliasi
                          sebanyak sebanyak  73.974 untuk Gambar  Ukur,  155.637
                          Surat Ukur, 298.634 Buku Tanah, serta 423 bundel Warkah
                          pendaftaran tanah.
                              Anggraini & Muryono (2021) juga memaparkan bah-
                          wa Kantor Pertanahan Kota Lubuklinggau bahkan telah
                          mengelola arsip secara digital sejak Oktober 2018 menggu-
                          nakan Aplikasi Informasi Warkah (i-Wak). Sampai dengan
                          April 2019, digitalisasi telah dilakukan terhadap  41.039
                          Buku Tanah dan 41.040 Surat Ukur dengan menelan biaya
                          sebesar sebesar Rp.  67.700.000.

                              Sebenarnya digitalisasi memiliki dampak yang besar
                          dalam percepatan penyelesaian tupoksi sehari-hari. Sebe-
                          lum  adanya  pengelolaan arsip  secara  digital  rata-rata
                          penyelesaian permohonan pendaftaran tanah per hari 20-
                          30 berkas, namun pasca pengelolaan warkah digital me-
                          ningkat menjadi ± 50 berkas  permohonan per  harinya
                          (Anggraini & Muryono, 2021). Namun yang disayangkan
                          adalah bahwa digitalisasi arsip yang dilakukan hanya fo-
                          cus pada scan arsip saja. Artinya jika suatu arsip baik itu
                          GU, SU, BT, maupun Warkah yang awalnya berupa kertas
                          kemudian di-scan menjadi bentuk digital, maka dianggap
                          telah melakukan digitalisasi. Sebenarnya, jika proses yang
                          dilakukan hanya sampai pada scan arsip, maka kegiatan
                          tersebut adalah “digitisasi”(Haikal, 2022), baru dapat dika-
                          takan “digitalisasi” jika telah dilakukan autentikasi pada
                          hasil  scan  tersebut (PP  No.  28 Tahun  2012,  Peraturan
                          Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia  No. 9 Tahun

                                                                             323
   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363   364