Page 127 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 127

Djoko Suryo

            menjadi pusat transfer dan disiminasi unsur-unsur budaya yang
            datang dari luar dan sekaligus juga menjadi pusat dialog budaya
            antara budaya luar dan budaya lokal yang dapat menghasilkan
            pembentukan dan pengayaan kebudayaan Nusantara pada ting-
            kat lokal. Unsur-unsur budaya hasil proses akulturasi, asimilasi,
            sinkritisasi dan dialog, serta konvergensi mainstream budaya
            besar pada zamannya, pada hakekatnya berhasil dijadikan se-
            bagai fondasi budaya lokal yang pada masa kemudian menjadi
            akar kebudayaan Indonesia baru, hal Ini membuktikan bahwa
            peran kota sebagai pusat dinamika kebudayan telah berlangsung
            sejak masa-masa awal pertumbuhan kota di Indonesia.


            3. Kota Kolonial dan Dinamika: Kebudayaan Kolonial
                Pada abad ke-18, sebagian besar  wilayah pantai di Kepu-
            lauan Nusantara jatuh  di bawah pengaruh kekuasaan VOC
            (Vereenigde Oost Indische Compagnie). Struktur pemerintahan dan
            perdagangan di wilayah ini pada dasarnya telah mantap sejak
            abad ke-15, namun dalam beberapa segi sistem kota mengalami
            perubahan sebagai akibat dari pengaruh kekuasaan VOC. Salah
            satu di antaranya ialah cara mengatur dan mempertahankan
            kedudukan dan fungsi permukiman penduduk di kota-kota yang
            dikuasai oleh VOC, terutama sekali yang ada di Pantai Utara
            Jawa. Dalam hubungan ini, perlu dicatat bahwa sejajar dengan
            perluasan pengaruh VOC terhadap daerah pesisir Jawa, daerah
            pusat kraton Mataram mengalami pergeseran-pergeseran
            lokasi, yaitu dari daerah Kota Gede ke Kartasura, dan dari
            Kartasura ke Surakarta. Pergeseran ini terjadi dengan diikuti
            peristiwa-peristiwa konflik internal, seperti pergolakan dalam
            perebutan takhta, suksesi, dan pemberontakan-pemberontakan,
            salah satu di antaranya ialah Pemberontakan Orang Cina (Perang
            Pacina) pada 1743, yang semuanya membawa dampak kemun-
            duran keraton Mataram. Pergolakan politik internal ini mencapai
            puncaknya ketika Keraton Mataram harus dibagi dua yaitu Kra-
            ton Surakarta dan Kraton Yogyakarta, yang berati terpilahnya

            106
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132