Page 128 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 128
Transformasi Masyarakat Indonesia...
9
pusat kota istana Jawa menjadi dua secara abadi. Hal ini
menandakan bahwa pada abad ke-18 di pusat Kerajaan Jawa
telah terjadi sebuah dinamika politik yang kemudian mempenga-
ruhi dinamika kulturalnya, terutama dalam menghadapi
tantangan masuknya pengaruh kekuasaan dan kebudayaan
Barat pada abad ke-18. Proses pemilahan wilayah kekuasaan
di lingkungan Kraton Jawa ini kemudian terus berlanjut, yaitu
dengan berdirinya Kadipaten Mangkunegaran (1757), wilayah
Kraton Kesunanan Surakarta menjadi terbagi dua, dan kelahiran
Kadipaten Pakualaman (1812). Situasi yang sama pada dasarnya
10
juga terjadi di berbagai wilayah pusat-pusat kota istana lainnya
di Nusantara, seperti di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan di
wilayah Indonesia bagian timur.
Perkotaan di Indonesia pada hakekatnya mengalami pe-
ningkatan perkembangan yang cukup berarti pada awal abad
ke-19. Hal ini terjadi ketika Pemerintahan Kolonial Belanda di
bawah Daendels (1808-1811) melancarkan reorganisasi admi-
nistrasi pemerintahan dalam bentuk sistem prefektur (prefec-
ture) dan kemudian oleh Raffles (1811-1816) diteruskan dengan
pembentukan sistem Residensi (Residency) dan Kabupaten (Re-
gency atau regentschap). Kebijakan Raffles ini pada masa beri-
kutnya dilanjutkan oleh Pemerintah Hindia Belanda sejak 1817.
Pembentukan kota-kota administrasi kolonial itu sekaligus
diikuti dengan pembentukan ibu kota masing-masing unit
wilayah administrasi pemerintahannya yang menandai
kelahiran kota-kota administrasi baru di tanah jajahan.
Perkembangan kelahiran kota-kota administrasi sejak itu
sangat fenomenal, sejajar dengan kebijakan politik Pemerintahan
Kolonial Belanda, yang berlangsung dari 1816 sampai 1900. Ke-
9 Mengenai terpilahnya Jawa menjadi dua pusat kraton secara abadi,
lihat M.C. Ricklefs, Jogjakarta Under Sultan Mangkubumi, 1749-1992, A His-
tory of the Division of Java (London: Oxford University Press, 1974).
10 Lihat M.C. Ricklefs, A History of Modern Indonesia, since 1200, Third
Edition (Houndmills, etc: Palgrave, 2001), hlm. 148-150.
107