Page 184 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 184

Transformasi Masyarakat Indonesia...

               rus peran tersebut yang paling utama. Perkembangan pesantren
               pasca Wali Songo sangat meluas di daerah pedesaan dan peda-
               laman Jawa, terutama sejak masa Kerajaan Mataram Islam ber-
               diri di daerah pedalaman Jawa Tengah. Sejumlah pesantren
               berdiri di sekitar dan diluar Kraton Mataram, terutama sejak
               pasca Pemerintahan Sultan Agung pada abad ke-17. Salah satu
               pesantren terkemuka berdiri di daerah Tegalsari, terkenal ber-
               nama Pesantren Gebangtinatar di bawah asuhan Kyai Agung
               Kasan Besari, di dekat Panaraga. Atas jasanya  terhadap Sunan
               Pakubuwono II, pada waktu terjadi pemberontakan Sunan Ku-
               ning pada abad ke-18, pesantren ini diberi anugerah ’Tanah
               Perdikan’ dan diberi tugas untuk mendidik para purta raja dan
               bangsawan kraton menjadi santri di pesantren ini. Beberapa
               Pujangga Kraton Surakarta, seperti Yasadipura dan  Ranggawar-
               sito, sebelumnya belajar Islam di pesantren ini.
                   Pada abad ke-19 kedudukan pesantren meningkat menjadi
               lebih sentral tidak saja menjadi pusat Islamisasi, tetapi juga men-
               jadi pusat beteng pertahanan rakyat orang pribumi terhadap
               ancaman kekuasaan pemerintah kolonial. Hal ini terjadi ter-
               utama  setelah raja-raja di wilayah Indonesia termasuk di Jawa
               dikuasai oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pesantren di bawah
               para ulama berkembang pesat dan meluas, terutama di Jawa
               Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sudah barang tentu juga
               di daerah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan daerah lain di
               Indonesia. Bersaman dengan penetrasi perluasaan ekonomi ag-
               ro-bisnis perkebunan di daerah Jawa Timur, sejumlah pesantren
               berdiri dan menjadi pusat kebudayaan Islam di pedesaan Jawa.
               Pesantren seperti Tebuireng, Jombang, Asembagus dan pesan-
               tren-pesantren di Jawa Timur lainnya menjadi pusat pendidikan
               Islam, dan pemegang semangat pra-nasionalisme dan anti-kolo-
               nial.
                   Peran pesantren semakin meningkat pada masa pergerakan
               nasional, yaitu pada periode 1900-1945, termasuk pada masa
               Pendudukan Jepang (1942-1945). Lebih-lebih pada masa Revo-

                                                                        163
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189