Page 67 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 67

Djoko Suryo

            konflik global antara dua negara Adikuasa pada masa itu tidak
            dapat dihindari, sehingga Indonesia berada di tengah-tengah
            tarik-menarik dua kekuatan bipolar tersebut. Apabila pada pe-
            riode 1950-1957, Indonesia menujukkan kecenderungan orien-
            tasi politiknya ke arah Blok Barat yang demokratis, maka pada
            periode 1950-1957, Indonesia menunjukkan kecenderungan
            orientasi politiknya ke arah Blok Barat yang demokratis, maka
            pada periode 1957-1965, orientasi politiknya cenderung tergeser
            ke arah Blok Komunis, sehingga membawa akibat situasi
            kehidupan politik dalam maupun luar negeri menjadi semakin
            kritis. Masalah penting yang dihadapi periode ini antara lain
            ialah perjuangan untuk menentukan ideologi negara dan rasa
            persatuan nasional, serta masalah peran militer dalam kepe-
            mimpinan negara. Berakhirnya fase tersebut telah diikuti fase
            kelahiran dan keruntuhan Orde Baru yang berlangsung selama
            tiga dekade terakhir abad ini, sampai dengan periode mutakhir
            yang ditandai dengan masa krisis dan reformasi.
                Dipandang dari perspektif sejarah mutakhir, periode Orde
            Baru (1966-1998), sangat unik. Orde Baru mengalami keruntuhan
            pada awal tahun 1998, setelah mencapai puncak kejayaannya
            pada dekade terakhir, yang didahului dengan kelahiran dan
            pertumbuhan yang mengesankan. Teori sejarah siklis (Cakra
            Manggilingan) seperti telah disinggung di atas seolah-olah berla-
            ku bagi Orde Baru, yaitu suatu perjalanan kehidupan yang di-
            tentukan oleh hukum alam “lahir-tumbuh-berbuah-punah”, dan
            tidak berlaku perjalanan sejarah yang linear, maju (progress),
            menuju kebahagiaan (happiness). Para pengamat luar melihat
            bahwa, sejak 1966 pemerintahan negara di bawah Suharto, lebih
            berorientasi ke dalam, dan lebih memusatkan perhatiannya pa-
            da pengembangan orde Indonesia baru, dan bukan pada orde
            dunia baru. Pemerintahan cenderung konservatif dan bukan
            revolusioner. Sekalipun menjadi anggota non blok, Indonesia
            dianggap teman baik Barat karena anti komunis dan menjauhi
            blok komunis, sehingga banyak mendapat dukungan bantuan

            46
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72