Page 64 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 64
Transformasi Masyarakat Indonesia...
telah terjadi gelombang protes dan pergolakan petani di Jawa. 21
Pengenalan sistem edukasi yang dibawa oleh pemerintahan
kolonial, di lain pihak, telah membawa perubahan sosial masya-
rakat tanah jajahan, yang ditandai dengan munculnya golongan
baru yang berperan dalam proses modernisasi pada masa kolo-
nial, dan yang kemudian juga menjadi pendukung kelahiran
nasionalisme di Indonesia. Mereka itu adalah golongan terpe-
lajar atau kaum cerdik pandai (intelligentsia), yang oleh Van Niel
22
disebut golongan elite modern, dan golongan elite birokrasi
kolonial atau priyayi serta golongan tenaga professional. Kela-
23
hiran nasionalisme di Indonesia sendiri merupakan anti-tesis dari
kolonialisme, karena itu mengancam keberadaan kolonialisme.
Pertumbuhan nasionalisme di Indonesia pada masa sebelum
kemerdekaan juga menggambarkan proses dialog dan pergu-
mulan antara kekuatan-kekuatan lokal dan supralokal, nasional
dan internasional, sekular dan keagamaan. Keragaman orga-
nisasi pergerakan dan fase-fase perkembangannya menggam-
barkan proses tersebut. Organisasi pergerakan tumbuh dari fase
orientasi nasional dan sistem orientasi tujuan yang jelas, yaitu
kemerdekaan dan ke arah pembentukan negara merdeka. Kris-
talisasi ideologi nasionalisme yang lahir pada masa pra-kemer-
dekaan, secara berkelanjutan berkembang pada masa pasca
kemerdekaan dalam bentuk tiga sistem aliran politik, yaitu
nasionalisme, sosialisme, dan agama (Islam). Pergumulan dan
pergulatan yang sama juga muncul kembali pada masa revolusi,
masa pasca revolusi, dan masa Orde-Baru, serta masa “Pasca
Orde Baru” (Reformasi). Semuanya ini menggambarkan adanya
kesinambungan dinamika sejarah.
21 Sartono Kartodirjo, op.cit.
22 Robert Van Niel, The Emergence of the Modern Indonesian Elite (The
Hague & Bandung: W. vn Hoeve, 1960).
23 Heather Sutherland, The Making of A Bureaucratic Elite: The Colonial
Transformation of the Javanese Priyayi (Singapore: Heinemenn Education
Books (Asia), 1979).
43