Page 255 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 255

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

            perkembangan. Didorong oleh Laporan Interim Pertanahan
            tersebut Direktorat Jenderal Agraria, Departemen Dalam
            Negeri menyelenggarakan pertemuan dengan para Inspektur
            Jenderal Departemen-departemen lain dan Pejabat Tinggi
            Lembaga Tinggi Negara Non-Departemen (21 Mei 1979).
                Dengan mengacu kepada UUD 1945 (Pasal 33/3)
            ditegaskan fungsi-fungsi Direktorat Jenderal tersebut setelah
            pembubaran Departemen Agraria sebagai berikut:
            a.  Mengatur Tataguna Tanah (Landuse).
            b.  Menyelenggarakan Landreform
            c.  Mengurus hak-hak atas tanah.
            d.  Mengurus pendaftaran tanah.
            e.  Melakukan administrasi.
                Berdasarkan perintah MPR-RI (Tap no. IV/MPR/1978)
            yang tercantum dalam GBHN, tugas-tugas yang perlu di-
            prioritaskan adalah :
            -   Menyusun Tataguna Tanah (Landuse).
                Mulai Landreform.
            -   Mengurus Hak-hak Tanah: Perkebunan, PJKA,
                Pertambangan dan Kehutanan.
            -   Pendaftaran Tanah.
                Pertemuan-pertemuan dan keputusan-keputusan yang
            dihasilkan sejak Nopember 1977 ada gunanya waktu ada
            delegasi RI dibawah pimpinan Menteri Pertanian menghadiri
            World Conference on Agrarian Reform and Rural Develop-
            ment (WCARRD) antara 12-20 Juli 1979 di markas FAO
            Roma, Italia. Dalam laporan Menteri Pertanian/Ketua
            Delegasi RI. kepada sidang FAO disampaikan bahwa Indo-
            nesia dalam melaksanakan : “Agrarian Reform and Rural
            Development (for the 1980’s)” akan tetap memprioritaskan

            208
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260