Page 251 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 251

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

            dengan adanya kelesuan industri ekspor pertanian naik lagi.
            Dari semua ini tampak jelas betapa pentingnya sektor perta-
            nian yang secara mendasar memanfaatkan “bumi dan air”.
            Hingga sekarangpun 8 tahun setelah krisis 1997 sektor perta-
            nian masih menyumbangkan 30% dari ekspor yang tahun
            2006 mencapai US$ 14 miliar. Namun dibalik itu penduduk
            pedesaan nasibnya tidak bertambah baik, khususnya petani
            kecil dan buruh tani semakin terdesak. Bila melihat angka-
            angka Sensus Pertanian dari tahun 1973-2003. Dalam 30
            tahun petani kecil dan buruh tani semakin kehilangan luas
            tanah garapan mereka dari 0,50 Ha (24%) sampai 0,20 Ha
            (30%). Artinya keadilan kehilangan arti dan ketimpangan
            antar-lapisan (stratifikasi sosial) semakin timpang yang
            tentu suatu pertanda “lampu merah” karena peluang konflik
            bertambah.
                Kesimpulan dan saran kebijaksanaan dari dua Menteri
            Negara tersebut ialah bahwa :
                UUPA no.5/1960 dan UU no.56 prp 1960 serta PP 224/
                1961 masih tetap sesuai dengan Peraturan Perundang-
                undangan yang berlaku.
                Perlu ada penegasan tentang Struktur Panitia Landre-
                form, peradiian Landreform dan anggaran pembiaya-
                annya.
                Peraturan perundangan agar tanah-tanah pertanian
            dikuasai dan digarap oleh pemiliknya sendiri (land to the
            tiller). Perlu ada peraturan perundangan tentang :
            a.  Tanah terlantar atau yang ditelantarkan.
            b.  Perburuan di sektor pertanian.
            c.  Sesuai Pasal 15 UUPA  no.5/1960 seorang atau badan
                hukum  yang menguasai suatu bidang tanah berke-

            204
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256