Page 252 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 252

Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007

                   wajiban meningkatkan kesuburan tanah dan mencegah
                   kerusakannya.
               d.  Agar tidak terjadi konversi penggunaan tanah-tanah per-
                   tanian yang subur yang telah memiliki jaringan irigasi
                   yang baik.
               e.  Sementara menunggu hasil penelitian, pelaksanan UU
                   no. 2/1960 tentang perjanjian bagi hasil dan UU no.
                   16/1964 tentang perjanjian bagi hasil perikanan harus
                   ditingkatkan.
               f.  Peraturan perundangan tentang perburuhan di sektor
                   pertanian.
                   Ini beberapa saran yang dikemukakan dalam laporan
               interim tersebut yang penulis anggap penting dan diangkat
               dari 25 saran tentang langkah-langkah pelaksanaan, diluar
               saran untuk penelitian yang berjumlah 12. Sayangnya sela-
               ma Pelita III (1978/79 -1983/84) sedikit sekali dari saran-
               saran yang dilaksanakan. Namun demikian satu langkah
               maju dapat disebut ialah suatu Pertemuan Kerja yang dipra-
               karsai Direktur Jenderal Agraria, Departemen Dalam Negeri
               dengan mengundang para Inspektur Jenderal Departemen-
               departemen dan Pejabat Tinggi Lembaga Tinggi Negara
               Non Departemen.
                   Perlu dijelaskan bahwa setelah Departemen Agraria di
               tahun 1960-an dibubarkan, agak terpaksa dibentuk Direk-
               torat Jenderal Agraria didalam Departemen Dalam Negeri
               yang dianggap paling tepat. Namun dengan demikian kecuali
               ini seperti dikembalikan ke susunan zaman kolonial, juga
               kekuasaan dan wewenang dalam mengurus permasalahan
               agraria sangat dikurangi. (Keputusan Presiden RI No. 63/
               1966).

                                                                  205
   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257